SERAMBINEWS.COM - Kelompok pemberontak Al-Shabaab di Somalia pada Senin (4/2/2019) menembak mati bos sebuah pelabuhan, sekaligus meledakan bom di mobil yang menewaskan 9 orang.
Diwartakan AFP, Manajer pelabuhan Bossasso, Paul Anthony Formosa asal Malta, tewas dalam serangan yang diluncurkan oleh militan tersebut.
Formosa bekerja di pelabuhan Bossasso di negara bagian Puntland untuk P&O Ports, sebuah anak perusahaan berbasis di Dubai, DP World.
Baca: Steffy Burase: Saya Kenal Pak Irwandi di Moscow
Sebagai informasi, DP World pada 2017 menandatangani kontrak konsesi selama 30 tahun untuk mengoperasikan pelabuhan yang letaknya strategis itu.
Tidak lama kemudian setelah penembakan, ledakan dahsyat dari bom mobil mengguncang pasar Hamarweyne yang sibuk di Mogadishu, menewaskan 9 orang dalam serangan terbaru dari kelompok afiliasi Al-Qaeda itu.
"Seorang pria bersenjata menembak dan membunuh Paul Anthony Formosa, yang merupakan manajer proyek konstruksi untuk DP World," ucap pejabat keamanan setempat, Mohamed Dahir.
"Dia terbunuh di dalam pelabuhan dan pasukan keamanan juga menembak pelaku di lokasi," imbuhnya.
Pemerintah Dubai menginformasi kematian Formosa, dan menyatakan sedang menyelidiki kasus tersebut.
"Tiga karyawan lainnya terluka dalam insiden pagi ini, dan mereka semua sedang menerima perawatan medis," demikian pernyataan pihak berwenang.
Baca: Jokowi Agresif Lakukan Serangan, Kubu Prabowo-Sandiaga: Ini Tanda-tanda Kekalahan Jokowi-Maruf
Serangan mematikan itu diklaim oleh kelompok Al-Shabaab, sebagai bagian dari operasi yang menargetkan perusahaan yang menjarah sumber daya Somalia.
Kelompok tersebut juga mengklaim ledakan bom mobil di Mogadishu melalui situs pro-Shabaab.
"Ledakan di dekat mall Mogadishu dan menyebabkan kematian serta kerusakan. Sebanyak 9 penduduk sipil meninggal dan beberapa lainnya terluka," kata petugas polisi Ahmed Moalin Ali.
"Teroris memarkirkan sebuah kendaraan berisi bahan ledak di sekitar mal dan membunuh penduduk tak berdosa," imbuhnya.
Sejauh ini, Somalia belum memiliki pemerintah pusat yang efektif sejak rezim militer Presiden Siad Barre digulingkan pada 2001.
Kudeta tersebut menyebabkan kekacauan selama puluhan tahun, termasuk pemberontakan oleh Shabaab sejak 2006.(*)
Baca: Kabid Humas Polda Metro Jaya Jelaskan Kronologi Penganiayaan Pegawai KPK di Hotel Borobudur
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Usai Tembak Mati Bos Pelabuhan, Al-Shabaab Ledakkan Bom Mobil