Pilpres 2019

Pascadebat Kedua Pilpres 2019, Berikut 5 Hal yang Ramai Dibahas di Media Sosial

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan calon presiden nomor urut 1, Joko Widodo beserta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan setelah debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Tema debat pilpres pertama yaitu mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

SERAMBINEWS.COM — Debat kedua Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 terlaksana pada Minggu (17/2/2019) malam.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghadirkan tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Debat kedua ini hanya menampilkan dua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Mereka tak didampingi cawapres masing-masing, yaitu Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno.

Sejumah hal menarik masih dibicarakan warganet di media sosial.

Berikut paparannya:

1. Tak Ada Konflik Pembangunan Selama 4,5 Tahun

Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebut bahwa selama 4,5 tahun masa jabatannya, tidak ada konflik dalam pembangunan infrastruktur.

Hal itu disampaikan kandidat petahana ini ketika menjawab pertanyaan terkait pembangunan infrastruktur yang tak melibatkan masyarakat.

"Dalam 4,5 tahun ini hampir tidak ada terjadi konflik pembebasan lahan untuk infrastruktur kita. Karena apa, tidak ada ganti rugi, yang ada ganti untung," kata Jokowi.

Pernyataan Jokowi tersebut lantas ramai diperbincangkan masyarakat di media sosial.

Salah satu lembaga yang bergerak di bidang lingkungan, Greenpeace, turut memberikan komentar di Twitter mengenai pernyataan capres nomor urut 01 tersebut.

Greenpeace menggunakan data dari Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara, Badan Pusat Statistik, dan Konsorsium Pembaruan Agraria sebagai berikut:

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, beberapa konflik terjadi dalam pembangunan infrastruktur, salah satunya konflik masyarakat terdampak proyek pembangunan PLTU di Batang.

Disebutkan, konflik tersebut masih belangsung sampai sekarang, hingga terjadi pemindahpaksaan permukiman warga.

Halaman
1234

Berita Terkini