Kisah di Balik Hadirnya Bukhari di Acara Wisuda Almarhumah Anaknya, Sempat Mematung Saat Masuk Arena

Penulis: Subur Dani
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUKHARI (kiri), ayah almarhumah Rina Muharrami saat menerima ijazah anaknya dari Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin, pada wisuda lulusan universitas itu di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (27/2).

Kisah di Balik Hadirnya Bukhari di Acara Wisuda Almarhumah Anaknya, Sempat Mematung Saat Masuk Arena

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sosok Bukhari, seorang ayah yang menggantikan anaknya, almarhumah Rina Muharami dalam prosesi wisuda di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh pada Rabu (27/2/2019) lalu menjadi perbincangan dan cukup inspiratif.

Bukhari dianggap seorang ayah yang paling tegar menghadapi kenyataan.

Meski anaknya telah berpulang ke rahmatullah, namun Bukhari tak lantas urung menghadiri wisuda, prosesi sakral bagi mahasiswa, termasuk anaknya.

Tapi tahukah Anda? Ternyata, ada kisah lain di balik hadirnya Bukhari dalam prosesi wisuda anaknya tersebut.

Melalui postingan terbarunya akun instagram resmi Kampus Biru UIN Ar Raniry @uin_arraniry_official bercertita tentang Bukhari, yang sempat ragu naik ke atas pentas untuk mengambil ijazah atau surat kelulusan almarhumah anaknya.

Baca: Seorang Ayah Gantikan Anaknya yang Telah Meninggal Terima Ijazah Saat Wisuda di UIN Ar Raniry

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Warul Walidin, memeluk ayahanda almarhumah Rina Muharrami, pada acara wisuda di kampus tersebut, Rabu (27/2/2019). (Capture Instagram UIN Ar-Raniry)

Menurut admin akun Instagram UIN Ar-Raniry, ayah Rina Muharrami memang ingin datang langsung menghadiri acara wisuda anaknya itu.

Namun, Bukhari sempat mematung saat memasuki arena wisuda di Auditorium Prof Ali Hasjmy di Kampus UIN Ar-Raniry. 

Semua memorinya bersama Rina sang anak seolah kembali diputar, langkah kakinya berat, matanya mulai sembab.

Bukhari mulai ragu, kuatkah ia mengikuti acara sampai tuntas..?

Namun ia kuatkan hati, memaksa masuk ke dalam.

Tapi apa daya, badannya bergetar.

Bukhari tak kuasa saat melihat teman-teman anaknya begitu suka cita dengan pakaian terbaik mereka.

Ia pun berubah pikiran, tak sanggup berada di sana, biar adiknya saja yang menggantikan.

Saat pikirannya berkecamuk, tiba-tiba datanglah seorang pria bernama Muhazar.

Pria yang sering dipanggil Komandan Muhazar ini merupakan pegawai di Fakultas Tarbiyah, tempat Rina Muharami kuliah.

Komandan Muhazar berusaha menguatkan hati sang ayah yang baru beberapa hari kehilangan anaknya.

"Ayah, untuk yang terakhir kali demi almarhumah, ayah harus kuat. Ayah harus menerima langsung hasil jerih payah Rina," demikian pesan Muhazar kepada Bukhari.

Dengan langkah gontai akhirnya Ayah Rina berjalan ke depan bersama Muhazar ini, sampai akhirnya ayah almarhumah Rina maju ke atas panggung dan berjalan tegar untuk menerima ijazah almarhumah anaknya.

"Mungkin bagi kita itu tidak seberapa mana, tapi bagi sang ayah, setidaknya ijazah itu adalah persembahan terakhir yang bisa menjadi kado terindah untuk ayah dan ibunya," tutup admin.

Kisah yang dibagikan admin @uin_arraniry_official sekaligus menjawab rumors yang sempat berkembang sehari sebelumnya.

Untuk diketahui, setelah video "ayah gantikan putrinya pada wisuda UIN Ar-Raniry" viral di medsos, sempat beredar kabar bahwa yang naik ke atas panggung dan menerima ijazah Rina Muharami bukanlah sang ayah, melainkan adik dari ayah almarhumah Rina Muharami.

Rektor UIN Ar Raniry Prof Dr Warul Walidin MA yang datang mengunjungi rumah almarhumah sehari setelah wisuda berlangsung, Kamis (28/2/2019) sore. Rektor juga menyerahkan toga diterima kedua orang tua almarhum, Bukhari dan  Nurbayani dengan tangan bergetar dan mata berkaca-kaca. (SERAMBINEWS.COM/FB BUDI AZHARI)

Berikut kisah lengkap yang dibagikan di akun @uin_arraniry_official. 

Kali ini mimin membagi tau, sosok yang membujuk & menguatkan hati ayah almarhum rina untuk tegar dan siap melangkahkan kaki menuju panggung untuk menerima ijazah dari rektor.

Kami memanggilnya komandan muhazar, pegawai UIN Ar-Raniry yang lama di Fakultas adab lalu pindah ke Tarbiyah, fakultas dimana Rina Muharrami kuliah.

Ada banyak cerita sama dari tempat lain, beragam peristiwa yang seolah terus berulang di lain waktu. Kisah haru perjalanan seorang anak menyelesaikan pendidikan, lalu diakhir perjuangannya harus kembali pulang ke rahmatullah bahkan sebelum ia menikmati kesuksesannya itu.

Banyak pejuang sarjana yang meninggal sebelum sempat wisuda meski ia sudah menyelesaikam semuanya. Biasanya pengambilan ijazah digantikan oleh keluarga langsung ke kampus setelah acara wisuda usai.

Ayah rina ini berbeda, beliau ingin datang langsung menghadiri acara anaknya itu.

Meski awalnya begitu masuk dalam auditorium tempat dimana acara berlangsung tiba-tiba saja beliau mematung.

Semua memorinya bersama rina sang anak seolah kembali diputar, langkah kakinya berat, matanya mulai sembab.

Ia mulai ragu, kuatkah ia mengikuti acara sampai tuntas..?

Lalu beliau melangkah masuk, terlihatlah teman-teman anaknya begitu suka cita dengan pakaian terbaik mereka, wajah-wajahnya memancarkan kebahagian dengan senyum sumringah dari bibir mereka.

Di disudut ruang yang lain, ia melihat para ayah dan ibu memancarkan aura bahagia menyambut kesuksesan anaknya.

Sementara ia datang membawa kehampaan akibat kehilangan.

Disatu sisi ia bahagia, sementara disisi lain ia cemburu kepada ayah yang lain.

Ayah rina makin ragu & berubah pikiran, ia tak sanggup berada disini, biar adiknya yang menggantikan. Datanglah komandan muhazar ini yang menguatkan hati sang ayah;

"Ayah, untuk yang terakhir kali demi almarhum, ayah harus kuat. Ayah harus menerima langsung hasil jerih payah rina."

Dengan langkah gontai akhirnya ayah rina berjalan kedepan bersama muhazar ini, sampai akhirnya beliau maju ke atas panggung.

Lirih komandan muhazar; Mungkin bagi kita itu tidak seberapa mana, tapi bagi sang ayah, setidaknya ijazah itu adalah persembahan terakhir yang bisa menjadi kado terindah untuk ayah dan ibunya...

(Subur Dani)

Berita Terkini