Cek Harga Daging di Aceh, Tim Kemendag Dikejutkan dengan Harga Bawang Lokal
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Menjelang Ramadhan, Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagang, Jully Paruhum Tambunan dan rombongan turun ke pasar-pasar di Banda Aceh, Senin (22/4/2019).
Tim pusat turut bersama Kadisperindag Aceh, Muhammad Raudhi dan staf, mulai pukul 07.30–08.30 WIB.
Tim berkunjung ke pasar daging, pasar ayam, pasar ikan dan pasar sayur di Banda Aceh. Selain mengecek harga daging, tim juga mengecek harga kebutuhan pokok lainnya.
“Kami mau cek harga kebutuhan pokok di Aceh, apakah masih stabil atau sudah naik," kata Jully Paruhum Tambunan kepada wartawan, usai peninjauan di Pasar Daging Peunayong, Banda Aceh.
Ia menambahkan, kehadirannya dan tim ke Aceh juga dalam rangka Rakor Pangan Jelang Ramadhan 1440 Hijjriah di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur.
Ia menjelaskan, untuk harga daging sementara ini masih relatif stabil.
Harga daging sapi yang dijual pedagang di Pasar Daging Peunayong Rp 130.000/Kg.
Ayam potong 1,6 sampai 1,8 Kg dijual dengan harga Rp 45.000/ekor. Selanjutnya telur ayam satu ikat (30 butir) dijual Rp 35.000 – Rp 36.000/lemping. Hargat tersebut, kata Jully, dinilai masih stabil.
Yang mengejutkan, katanya, adalah harga bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit dan cabe hijau. Harganya sudah naik.
Bawang merah lokal harganya sudah di atas Rp 40.000/Kg, bawang putih Rp 45.000/Kg, tapi bawang impor/peking dari India, harganya relatif murah Rp 10.000/Kg.
Harga bawang merah lokal dan bawang putih, kata Jully, di Jawa sudah naik, tapi kenaikannya tidak setinggi di Aceh. Di sana harganya masih berkisar Rp 35.000–Rp 40.000/kg.
“Solusi untuk menurunkan dan mengatasi tingginya harga bawang merah dan bawang putih, adalah dengan cara impor. Tapi, berapa besar kuota impor bawang merah dan bawang putih yang akan dikeluarkan Mendag, menunggu hasil laporan dari tim yang berkunjung ke berbagai daerah pada minggu ini,” ujarnya.
Untuk menstabilkan harga daging sapi di Aceh, agar tidak mencapai Rp 150.000/Kg, dengan cara impor daging beku atau segar. Menurut informasinya, masyarakat di Aceh kurang suka dengan daging beku. Pertama karena rasanya tidak seenak sapi lokal, juga ragu dengan sistem pemotongannya.