Lahir di Takengon. Parman menekuni profesi desainer secara otodidak.
Ia hanya pernah menjalani kursus singkat tata rias wajah di Yogyakarta.
Parman pernah tinggal di Jakarta dan sempat menggeluti dunia akting sinetron.
Setidaknya, ada sembilan judul sinetron yang dimainkannya. Tapi kemudian ia harus kembali ke Takengon, pada 2006, karena orang tuanya sakit.
"Sejak itu saya menetap di Gayo," kenangnya.
Di tanah kelahiran, ia mengembangkan bakat dalam bidang fashion dan desain. Ia juga melatih remaja-remaja Gayo sebagai modeling.
"Saya adalah penggiat modeling pertama di Takengon," ujarnya.
Pada penyelenggaraan GAMIFest 2018, Parman menyediakan koleksi pakaian adat mewakili empat kabupaten, termasuk Gayo dan Alas.
Ia pun menekuni motif kerawang dan berusaha mengembangkannya.
Saat ini, ia sedang mengekplorasi motif Gayo purba seperti ditemukan pada gerabah Loyang Mendale yang telah berusia 7000 tahun.
"Saya tidak ingin motif Gayo hanya tempelan pada pakaian saja. Saya ingin masuk lebih dalam," demikian ungkapnya.(*)
Baca: Fadhil Rizki dan Tara Fhatia Dinobatkan sebagai Duta Wisata Pidie 2019
Baca: Bayi Perempuan Dibuang di Depan Masjid Ie Masen Kayee Adang
Baca: Plt Gubernur Resmikan Masjid Bantuan Aceh untuk Korban Gempa Lombok, Ini Beberapa Sisi Keunikannya