Mahasiswa Aceh di Yogyakarta Temui Mahfud MD, Minta Klarifikasi soal Garis Keras, Ini Videonya

Penulis: Rizwan
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah mahasiswa dan santri asal Aceh di Yogyakarta, menemui mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof Mahfud MD, Selasa (30/4/2019). Mereka meminta klarifikasi terkait pernyataan Mahfud MD yang menyebut Aceh sebagai salah satu provinsi garis keras.

Artinya garis keras itu dalam arti bahwa mereka tidak bisa didikte, bukan radikal, bukan ektrem.

Mereka itu punya pendirian yang tidak bisa dibayar dengan apa pun.

Sehingga saya katakan orang Aceh dan lain-lain yang saya sebut itu adalah orang garis keras.

Seperti saya orang Madura juga garis keras. Saya mau kampanye ke Madura.

Mereka (orang Madura) enggak mau, saya pokoknya tetap memilih Prabowo. Karena saya tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun. Itulah garis keras.

Nah, oleh sebab itu saya kira masalah ini tidak ada masalah (antara) kami dengan orang-orang Aceh.

Saya sering ke Aceh. Saya juga beberapa kali ketemu dengan GAM, Muzakir Manaf.

Itu orang semua teman-teman saya yang baik dan saya tidak pernah mengatakan mereka itu sebagai orang radikal.

Saya katakan garis keras seperti saya. Saya ini garis keras di bidang membela KPK dalam memberantas korupsi.

Ndak ada kompromi dengan saya.

Sama orang Aceh juga punya prinsip, Anda kampanye pun apa, kalau saya punya pendirian ini ndak bisa.

Nah itulah sebabnya, kemudian saya usul kepada Pak Jokowi yang berdasarkan quick count menang, tolong ini dirangkul orang-orang garis keras ini.

Diberi pelayanan tentang bagaimana Islam itu dikembangkan di Aceh, sesuai dengan pandangan masyarakat Aceh, di Sumatera Barat, di Jawa Barat, dan sebagainya.

Agar Pak Jokowi tidak dituduh antiIslam.

Islam itu kan selalu menyediakan bahan-bahan, selalu menyediakan materi untuk perkembangan masyarakat serta puak-puaknya masing-masing.

Halaman
1234

Berita Terkini