OLeh Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA, Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh
Memasuki bulan Ramadhan, Rasul Saw senantiasa memberi taushiah (ceramah) mengenai hukum-hukum seputar puasa Ramadhan. Selain itu, beliau juga menjelaskan keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya, sehingga Rasulullah Saw memberi gelar bulan Ramadhan dengan sebutan sayyidusy syuhuur (penghulu segala bulan). Nabi Saw bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, sayyidus syuhur. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan puasa membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu”. (HR Ath-Thabrani).
Di antara keutamaan Ramadhan yaitu: Pertama: Ramadhan merupakan syahrul Alquran (bulan Alquran). Dinamakan syahrul Quran karena pada bulan ini diturunkan permulaan Alquran. Allah Swt berfirman: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (Al-Baqarah: 185).
Di ayat lain Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada lailatul qadar” (Al-Qadar: 1). Malam Lailatul Qadar itu hanya ada pada bulan Ramadhan. Dengan demikian, jelaslah bahwa Alquran itu diturunkan di bulan Ramadhan tepatnya pada malam Lailatul Qadar.
Oleh karena itu, amalan yang paling dianjurkan Allah Swt dan Rasul-Nya di bulan ini adalah memperbanyak tadarus Alquran (interaksi dengan Alquran). Rasulullah Saw telah memberikan contoh teladan kepada kita bagaimana menghidupkan hari-hari Ramadhan. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Abbas ra. bahwa pada bulan Ramadhan Rasulullah Saw selalu bertadarus Alquran dengan malaikat Jibril as. (HR. Al-Bukhari).
Kedua, Ramadhan merupakan syahrun mubarak (bulan penuh keberkahan), di dunia maupun di akhirat. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya bulan yang penuh berkah telah datang kepada kalian. Allah Swt mewajibkan kalian puasa padanya. Di bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para syaitan diikat. Padanya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa dihalangi dari kebaikannya, maka ia benar-benar telah dihalangi.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).
Yang dimaksud dengan keberkahan Ramadhan adalah dilipatgandakan pahala ibadah seseorang. Allah Swt menyediakan satu malam pada bulan Ramadhan yang bernama Lailatul Qadar yang nilai pahalanya lebih baik dari seribu bulan. Suatu ibadah sunnat yang dilakukan di bulan Ramadhan senilai ibadah wajib di bulan lainnya. Suatu ibadah wajib pada bulan Ramadhan senilai tujuh puluh ibadah wajib pada bulan lainnya.
Rasulullah Saw bersabda, “Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah. Siapa yang mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan (pada bulan itu), seolah-olah ia mengerjakan satu perbuatan wajib pada bulan lainnya. Siapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib pada bulan yang lain, ia seolah-olah mengerjakan tujuh puluh kebaikan di bulan lainnya.” (HR. Baihaqi).
Ketiga: Ramadhan merupakan bulan ibadah dan ketakwaan. Pada bulan ini Allah Swt mewajibkan puasa selama sebulan penuh. Tujuannya adalah untuk menjadi orang bertakwa (muttaqin) sebagaimana firman Allah Swt: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah: 183).
Pada bulan Ramadhan pula dianjurkan shalat tarawih, witir, i’tikaf, dan tadarus Alquran. Dengan menjalankan berbagai ibadah inilah maka diharapkan kita menjadi orang yang bertakwa. Inilah cita-cita tertinggi, harapan dan doa setiap muslim.
Ramadhan melatih kita agar menjadi orang yang bertakwa. Melalui ibadah puasa fulltime setiap hari, kita dilarang melakukan hal-hal yang mubah dan halal seperti makan, minum, dan hubungan suami istri. Jika hal-hal yang halal dan mubah tersebut dilarang ketika berpuasa, maka terlebih lagi hal-hal yang diharamkan. Tentu kita harus lebih menjaga diri dari yang diharamkan Allah Swt.
Melalui shalat tarawih dan witir sebulan penuh, kita diharapkan terbiasa melakukan shalat sunnat. Melalui tadarus Alquran setiap hari di bulan Ramadhan, maka kita diharapkan selalu berinteraksi dengan alquran sebagai petunjuk hidup kita. Begitu pula dengan ibadah i’tikaf selama sepuluh hari terakhir, kita diharapkan terbiasa melakukan ibadah setiap waktu.
Keempat: Pada Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan diikat. Rasulullah saw bersabda: “Apabila masuk bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Ibnu Rajab, ketika mengomentari hadits ini, beliau berkata: “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira dengan dibukanya pintu-pintu surga? Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (dan ingin bertaubat serta kembali kepada Allah Ta’ala) tidak gembira dengan ditutupnya pintu-pintu neraka? Dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira ketika para syaitan dibelenggu?”.
Dalam riwayat lain, Rasulullah saw juga bersabda: “Pintu-pintu neraka ditutup, pintu-pintu surga dibuka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Kemudian ada seorang malaikat penyeru yang memanggil: “Wahai pencari kebaikan bergembiralah dan wahai para pencari kejahatan berhentilah”. (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
Dengan demikian, bulan Ramadhan dibuka peluang bagi kita untuk masuk surga, dan ditutup peluang masuk neraka. Peluang berbuat maksiat pada bulan Ramadhan ditutup dengan ibadah puasa. Karena puasa itu adalah perisai atau penahan maksiat sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Puasa itu perisai (pencegah maksiat)”. (HR. Ahmad, Muslim dan An-Nasa’i).
Kelima, Ramadhan merupakan syahrul maghfirah (bulan pengampunan dosa). Nabi saw bersabda: “Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi”. (HR. Muslim). Allah Swt menyediakan Ramadhan sebagai fasilitas penghapusan dosa melalui puasa Ramadhan dan qiyam Ramadhan (shalat malam pada bulan Ramadhan seperti shalat tarawih, witir dan tahajjud).
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Keenam, Ramadhan merupakan bulan itqun minan nar (pembebasan dari Api neraka). Allah Swt membebaskan para hamba-Nya yang dikehendaki dari api neraka. Rasulullah saw bersabda, “Dan Allah membebaskan orang-orang dari api neraka pada setiap malam Ramadhan.” (HR. At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).
Ketujuh, pada bulan Ramadhan terdapat malam lailatul qadar. Keutamaan beribadah pada malam lailatul qadar itu pahalanya lebih baik dari seribu bulan atau 83 tahun. Allah Swt berfirman: “Malam lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan.” (Al-Qadr: 3).
Malam lailatul qadar itu Allah Swt sediakan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih. Karena itu, kita sangat digalakkan beri’tikaf pada hari-hari sepuluh terakhir mengikuti sunnah Rasulullah Saw.
Begitu banyak keutamaan dan kelebihan yang dimiliki Ramadhan sehingga Rasulullah saw memberi gelar dengan sebutan sayyid asy-syuhuur (penghulu segala bulan).
Berbagai keutamaan Ramadhan tersebut tidak diberikan Allah Swt untuk orang yang sibuk mengisi hari-hari Ramadhan dengan tontonan televisi yang tidak ada manfaat, bahkan menghilangkan pahala puasa seperti sinetron, film, musik dan lagu yang mempertontonkan aurat dan menimbulkan syahwat. Tidak pula diperuntukkan untuk orang yang sibuk dengan permainan kartu, batu, catur, dan sebagainya. Keutamaan-keutamaan tersebut hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa dan mengisi hari-hari Ramadhan dengan berbagai aktivitas ibadah seperti shalat sunnat, shalat dhuha, rawatib, tahajjud, dan lainnya.
Sudah sepatutnya berbagai keutamaan Ramadhan tersebut memberi motivasi dan semangat bagi kita untuk memperbanyak beribadah dan meningkatkan keimanan kita agar menjadi orang bertakwa (muttaqin). Sangat disayangkan bila Ramadhan yang memiliki banyak keutamaan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dari kita untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita.
Jadikanlah Ramadhan kali ini terbaik sepanjang umur kita. Seolah-olah ini Ramadhan terakhir. Semoga kita dapat meraih berbagai keutamaannya dan menjadi orang yang bertakwa. Amin..!