SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan pengampunan terhadap ratusan narapidana.
Pemberian pengampunan kepada narapidana tersebut dilakukan pada akhir bulan Ramadhan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Dilansir AFP, secara total ada sebanyak 691 narapidana yang mendapat pengampunan dari pemimpin tertinggi Iran, yang berdampak pada pengurangan masa tahanan maupun penangguhan hukuman dan pembebasan.
Demikian diberitakan situs berita pengadilan Iran, Mizan Online, Minggu (9/6/2019).
Akan tetapi, tidak dijelaskan secara rinci berapa banyak narapidana yang mendapat pengurangan hukuman dan berapa yang langsung dibebaskan.
Narapidana Di antara daftar narapidana yang memperoleh pengampunan dari pemimpin tertinggi itu, tidak ada nama warga negara Lebanon yang diharapkan Beirut turut dibebaskan.
Hal tersebut setelah pemerintah Lebanon, pada pekan lalu, mengajukan permohonan pengampunan terhadap warganya yang dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena kasus spionase.
Kementerian Luar Negeri Lebanon, dikutip kantor berita NNA, mengatakan bahwa Nizar Zakka, diharapkan termasuk dalam narapidana yang mendapat pengampunan dalam rangka Idul Fitri oleh pemerintah Iran.
"Namun pada kenyataannya, nama Zakka tidak tercantum dalam daftar narapidana yang diampuni," kata juru bicara pengadilan Iran, Gholam Hossein Ismael.
"Individu itu telah dijatuhi hukuman dan Presiden Lebanon dalam suratnya kepada pejabat pengadilan, mengajukan pengampunan bersyarat," ujarnya dikutip Mizan Online.
"Pengajuan tersebut telah diproses pengadilan dan jika ada keputusan yang diambil oleh aparat pengadlan, informasi akan diberikan," tambah pernyataan itu.
Zakka yang berusia 50-an tahun disebut menjadi warga AS dan dia ditangkap pada September 2015 silam saat berkunjung ke Iran.
Dia ditangkap atas tuduhan memiliki hubungan yang dekat dengan militer dan badan intelijen Amerika Serikat.
Sebuah siaran televisi nasional pada masa itu sempat menyiarkan foto-foto yang menampilkan sosok pria berseragam militer, yang diduga adalah Zakka, saat berada di pangkalan AS.
Zakka dijatuhi hukuman pada Juli 2016 dan sempat mengajukan banding.
Namun bandingnya ditolak dan pengadilan mengukuhkan hukuman 10 tahun penjara pada akhir 2017.
Bersama Zakka, juga ada seorang pria AS dan dua warga keturunan Iran-Amerika yang juga dinyatakan bersalah telah berkolaborasi dan bekerja sama dengan pemerintah AS sebagai mata-mata.
Iran dan AS telah saling memutus hubungan diplomatik pada 1980.
Hubungan kedua negara bahkan semakin buruk secara signifikan sejak pemerintahan Presiden Donald Trump pada Januari 2017.
Rayakan Idul Fitri, Presiden Afghanistan Janji Bebaskan 887 Narapidana
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menjanjikan bakal membebaskan hampir 900 tahanan dari penjara di seluruh penjuru negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan presiden dalam pidatonya menyambut Hari Idul Fitri, usai berakhirnya bulan suci Ramadhan, Selasa (4/6/2019).
Dilansir AFP, sebanyak 887 narapidana dijanjikan akan dibebaskan dari penjara di seluruh penjuru negara Afghanistan.
Namun presiden tidak menjelaskan kategori tahanan yang akan dibebaskan dan apakah mereka termasuk narapidana dari anggota Taliban.
Sebelumnya saat konferensi perdamaian yang digelar pada April lalu, Presiden Ghani juga mengatakan akan membebaskan sebanyak 175 anggota Taliban yang ditahan, sebagai isyarat niat baik untuk perdamaian.
Tidak jelas juga apakah jumlah tersebut termasuk dalam para tahanan yang akan dibebaskan Presiden Ghani dalam pidatonya pada hari Selasa.
Sebelumnya, pemerintah Afghanistan telah mengusulkan untuk gencatan senjata nasional pada awal Ramadhan lalu, namun pihak Taliban menolak tawaran itu.
Tahun lalu, Taliban mengamati gencatan senjata selama tiga hari saat Ramadhan, namun tidak ada pengurangan kekerasan yang dilakukan pada bulan suci tahun ini.
Dalam kesempatan pidato menjelang Idul Fitri, Presiden Ghani juga menekankan akan perlunya dilakukan pemilihan yang adil, bebas, dan tranparan saat pemilu presiden yang dijadwalkan September mendatang.
Dia meminta seluruh kandidat presiden untuk duduk bersama dan membicarakan tentang prinsip-prinsip moral dalam pemilu dan mencapai kesepakatan.
Ghani juga menyerukan kepada Pasukan Pertahanan dan Keamanan Afghanistan, serta pegawai negeri untuk tidak memihak dalam pemilu mendatang.
Dalam pidatonya, Presiden Ghani juga menyampaikan menerima undangan dari Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan mengatakan bakal mengunjungi negaranya pada akhir bulan ini.
Di akhir pidato, presiden menyampaikan selamat Idul Fitri kepada seluruh rakyat Afghanistan dan memuji pasukan yang berada di garis depan untuk memastikan keamanan rakyat.
Baca: Warga Palu Temukan Uang Ratusan Ribu Rupiah dalam Tanah, Diduga Milik Korban Gempa dan Tsunami
Baca: Gegara Tak Ada Jaringan Internet di Kampung Halamannya, Bocah Kecil Ini Menangis dan Mengamuk
Baca: Ramadhan Telah Berlalu, Curhatan Seorang Wanita yang Hidup dalam Keluarga Berbeda Agama Ini Viral
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemimpin Tertinggi Iran Ampuni 691 Narapidana saat Idul Fitri"