Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
SERAMBINEWS.COM - Di Tugu Monumen Nasional (Monas) yang paling menggiurkan adalah pucuknya yang berbentuk nyala api dan terbuat dari emas.
Seluruh masyarakat Indonesia tentu tahu jika puncak Monas dilapisi emas seberat 38 kg.
Sementara, sebagian emas seberat 28 kg rupanya berasal dari saudagar asal Aceh bernama Teuku Markam.
Ya, nama Teuku Markam mungkin tak pernah seterkenal Teuku Umar atau Cut Nyak Dien.
Namun Teuku Markam layak dikatakan sebagai pahlawan meski tak pernah menghunuskan rencongnya ke muka serdadu Belanda.
Pasalnya, Teuku Markam berjuang setelah Indonesia merdeka.
Bukan untuk menebas pemberontakan atau kembalinya para kompeni, tapi memperbaiki ekonomi Indonesia yang saat itu rusak parah.
Melansir dari laman Wikipedia, Teuku Markam adalah pengusaha kaya Aceh pada jaman pemerintahan Presiden RI Soekarno.
Baca: Wasekjen Demokrat Minta Prabowo Bubarkan Koalisi Partai Pendukung, BPN: Kalau Mau Keluar Silahkan
Baca: Rayakan Idul Fitri 2019, Pemimpin Tertinggi Iran Ampuni 691 Narapidana
Baca: Warga Palu Temukan Uang Ratusan Ribu Rupiah dalam Tanah, Diduga Milik Korban Gempa dan Tsunami
Laki-laki kelahiran Panton Labu, Aceh Utara tahun 1925 ini tak sempat lulus SD.
Teuku Markam hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SR (Sekolah Rakyat).
Sejak kecil, Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu.
Saat berusia 9 tahun, sang ayah Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal.
Teuku Markam Biografiku.com via Warta Kota
Teuku Markam kemudian diasuh oleh kakaknya, Cut Nyak Putroe.