Kisah Salamiah, Tukang Sapu Masjid Bujang Salim Hidupi Keluarga dan Sembuhkan Dua Anaknya yang Sakit

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salamiah saat bekerja di depan Masjid Bujang Salim. Salamiah dan keluarganya berpose di depan rumah bersama Tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Utara-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, Aceh Utara, Selasa (25/6/2019) (foto insert).

SERAMBINEWS.COM - Di depan Masjid Bujang Salim, Krueng Geukueh, Aceh Utara, Salamiah (62) terlihat sedang mengangkat sampah dari tong untuk dipindahkan ke tempat pembuangan selanjutnya.

Sementara di belakangnya terlihat barisan jamaah yang sedang melaksanakan manasik haji berseragam serba putih.

“Dulu saya pernah menabung haji. Tapi akhirnya saya gunakan tabungan itu untuk berkurban. Mudah-mudahan Allah memberikan saya kesempatan lain berhaji,” ujar Salamiah yang berpenghasilan Rp 600 ribu per bulan saat dijumpai Tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Utara-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, Aceh Utara, Selasa (25/6/2019).

Salamiah merupakan petugas kebersihan di Masjid Bujang Salim sebagai tukang sapu.

Perempuan kelahiran Keude Krueng Geukueh, 1 Juli 1957 tersebut sudah melakoni pekerjaan itu 20 tahun demi menghidupkan roda ekonomi keluarga yang dipikulnya sendirian.

Suaminya, Amiruddin (65) sudah sakit-sakitan dan tak sanggup lagi mencari nafkah.

Baca: FOTO- FOTO: Kubangan di Bundaran Lambaro Aceh Besar

Baca: Gelombang Mencapai Tiga Meter, Pelayaran Sabang-Banda Aceh Dihentikan

Baca: Lupa Matikan Kompor Gas, Rumah Warga di Desa Anak Reje di Gayo Luwes Musnah Terbakar

Di usia senjanya, Salamiah memikul beban hidup lainnya yang sangat berat.

Dua orang anaknya mengalami gangguan jiwa, yakni Suhendrik (31) dan Putra Andika (23).

Tiga anak lainnya meninggal saat masih bayi.

Selebihnya sudah berkeluarga dan menetap di tempat lain.

“Anak saya (Putra) sakit karena kecelakaan. Kepalanya terbentur keras sehingga mengalami kerusakan saraf. Suhendrik sakit sebab trauma pada masa konflik Aceh,” ujarnya mencoba tegar.

Ia sudah membawa Suhendrik berobat 10 kali.

Namun dipulangkan lagi. Kondisi jiwa yang tidak stabil membuat Suhendrik mengamuk sewaktu-waktu.

Pernah sekali waktu Suhendrik kabur dari rumah menggunakan sepeda motor.

Karena bensinnya habis, sepeda motornya ditinggalkan begitu saja, dan ia pulang jalan kaki.

Halaman
12

Berita Terkini