Walhi: Asnawi Kritis Memberitakan Isu Lingkungan sampai Proyek Jalan
Laporan Nasir Nurdin | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh mengutuk pelaku pembakar rumah Asnawi Luwi, wartawan Serambi Indonesia yang bertugas di Aceh Tenggara.
Direktur Eksekutuif Walhi Aceh, Muhammad Nur kepada Serambinews.com mengatakan, kebakaran rumah Asnawi di Gampong Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala, Aceh Tenggara diduga sengaja dibakar oleh orang yang belum teridentifikasi.
"Ini adalah bentuk intimidasi atau teror terhadap wartawan dalam melakukan kerja jurnalistik," kata Muhammad Nur.
Menurut catatan Walhi Aceh, Asnawi dikenal kritis dalam memberitakan persoalan lingkungan yang terjadi di Aceh Tenggara, seperti persoalan pembangunan PLTMH, ilegal loging, proyek Jalan Subulussalam-Muara Situlen, dan berbagai persoalan lainnya yang terkait kepentingan publik.
"Sebagai mitra kerja dalam melakukan kampanye dan advokasi terkait isu-isu lingkungan, Walhi Aceh minta kepada kepolisian untuk mengusut tuntas teror yang menimpa Asnawi," tandas pernyataan itu.
Tindakan yang dilakukan oleh OTK (yang diduga membakar rumah Asnawi), menurut Walhi adalah bentuk menghalangi kerja-kerja jurnalis di lapangan. Dampak dari terbakarnya rumahnya juga akan mengakibatkan mempengaruhi psikologi keluarga dan kerugian harta benda.
Seperti diberitakan, rumah milik Asnawi Luwi, Wartawan Serambi Indonesia di Aceh Tenggara (Desa Lawe Loning Aman, Kecamatan Lawe Sigala-gala), diduga dibakar OTK, Selasa (30/7/2019) sekitar pukul 01.30 WIB.
Kasus itu disikapi dengan pernyataan prihatin, simpati, dan duka dari berbagai kalangan, termasuk aktivis sosial, kemanusiaan, pekerja pers, aktivis antikorupsi, penegak hukum, dan berbagai kalangan lainnya.
Insidien kebakaran yang menimpa rumah milik Asnawi Luwi, wartawan Serambi Indonesia, di Aceh Tenggara, mengejutkan banyak kalangan. Sebabnya, muncul dugaan adanya unsur kesengajaan dalam musibah ini.
Salah satu indikasinya adalah, saat kebakaran terjadi, listrik di rumah itu masih menyala. Dugaan adanya unsur kesengajaan ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan, terutama unsur organisasi kewartawanan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Mereka mengecam dan mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas peristiwa ini.
“Kami berterima kasih atas dukungan moril dan materil dari organisasi jurnalis/wartawan, serta organisasi kemasyarakatan dan kebencanaan yang terus mengalir secara langsung kepada wartawan kami maupun melalui pernyataan media,” ungkap Pemimpin Redaksi Harian Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur, dalam pernyataan yang dikeluarkan di Banda Aceh, Selasa (30/7/2019).
Berikut pernyataan lengkap pimpinan Serambi Indonesia terhadap peristiwa tersebut :