HUT Ke 74 RI

Jembatan Bambu Merah Putih di Peunaron, Mengenang Warga yang Menjadi Korban Terkaman Buaya

Penulis: Zainal Arifin M Nur
Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto jembatan bambu Merah Putih Peunaron, Aceh Timur, Rabu 14 Agustus 2019.

Fadhil Rahmi, sahabat karib Ustaz Abdul Somad ini beristrikan warga Peunaron, Aceh Timur.

Menurut dia, kegiatan gotong royong untuk membangun jembatan dari bambu ini didasari atas keprihatinan warga terhadap saudara-saudara mereka yang menjadi korban terkaman buaya.

Kebetulan gotong royong ini dilaksanakan menjelang peringatan HUT Ke-74 RI, maka warga menamakan jembatan ini dengan nama "Jembatan Bambu Merah Putih".

“Nampak memang, beberapa bendera merah putih tertancap di jembatan,” kata Fadhil Rahmi.  

Selama ini, sebut Fadhil, warga menggunakan rakit untuk menyeberangi sugai itu.

Karena sungainya berlumpur maka banyak buaya bersarang di sana.

Selain itu, kondisi rakit juga hanya bisa untuk digunakan oleh orang-orang "khusus", tidak untuk "umum".

"Lebih enak mikul jeruk dengan berjalan ratusan meter daripada mikul jeruk lewati sungai yang hanya puluhan meter," kata Fadhil Rahmi mengutip cerita Bang Udin, petani jeruk yang kebunnya berada di seberang sungai.

Baca: 8 Fakta Warga Aceh Timur Tewas Diterkam Buaya, Korban Diseret dan Jasadnya Ditemukan di Mulut Buaya

Baca: Warga Aceh Timur Bertarung dengan Buaya, Begini Caranya Menyelamatkan Diri

Fadhil Rahmi mengatakan, dengan adanya jembatan tersebut, anak-anak dusun Krueng Baung, Desa Peunaron Lama yang bersekolah di SMP yang terletak di Desa Bukit Tiga, tidak lagi harus memutar sejauh 7 kilometer untuk menuju sekolah.

Jembatan tersebut mendekatkan jarak, hanya kurang lebih 1,5 km sudah sampai ke sekolah.

Seretaris Desa Bukit Tiga, Suwarno mewakili masyarakat Bukit Tiga khususnya dan Kecamatan Peunaron secara umum mengharapkan perhatian pemerintah untuk bisa membangun jembatan permanen.

Karena jembatan ini akan sangat berguna melancarkan aktivitas masyarakat yang berada di pedalaman, sekitar 45 km dari jalan nasional Banda Aceh-Medan.

"Puluhan tahun sudah kondisi ini. Beberapa waktu lalu, proposal sudah pernah kita ajukan, tapi enggak tau nasibnya seperti apa," ungkap Suwarno.(*)

Baca: Bupati Rocky Janji Perbaiki Jembatan Rusak di Pedalaman Birem Bayeun

Baca: Pemkab Aceh Timur akan Bangun Jalan Amblas di Lereng Bukit Gampong Alur Pinang Peunaron

Berita Terkini