Najwa Shihab Kaget Dengar Ucapan Gubernur Papua: Apa Maksudnya?
SERAMBINEWS.COM - Lukas Enembe, Gubernur Papua buka suara soal daerahnya yang alami kerusuhan, Najwa Shihab sampai terkejut dan ulangi perkataan narasumbernya ini!
Wilayah timur Indonesia tepatnya Papua sedang dibicarakan.
Belum lama ini terjadi kerusuhan yang cukup menghebohkan negeri.
Bahkan tak hanya ada di satu wilayah, kerushan terjadi di Timika, Manokwari hingga Sorong.
Namun kerusuhan kini sudah teratasi dengan baik.
Meski sempat terjadi aksi pembakaran beberapa tempat seperti Gedung DPRD Papua Barat.
Menanggapi peristiwa ini akhirnya Gubernur Papua, Lukas Enembe buka suara.
Baca: Erosi Sungai Kembang Tanjong Kian Mengkhawatirkan, 200 Meter Tanah Sepanjang DAS Amblas
Baca: Papua Rusuh, Kominfo Blokir Sementara Akses Internet, OPM: Indonesia Sudah Kehilangan Akal Sehat
Gubernur Papua ini diundang untuk membahas kericuhan di papua yang sempat terjadi.
Ia mengutarakan kekecewaannya terhadap masyarakat di luar Papua lewat tayangan Mata Najwa.
Ungkapan Lukas Enember ini bermula saat Najwa bertanya soal komentar Gubernur Papua Lukas Enember tentang permintaan maaf Gubernur Jawa Timur Khofifah.
Sekaligus pendapat Presiden Joko Widodo agar saling memaafkan.
"Pak Gubernur ada komentar mengenai permintaan maaf Ibu Khofifah dan pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan 'emosi boleh tetapi lebih baik saling memaafkan',
apa lagi yang seharusnya bisa dilakukan?" tanya Najwa Shihab dilansir dari video Mata Najwa pada Kamis (22/8).
Baca: VIRAL – Pengantin Nikah Dekat Jenazah Ibunda, Berawal Kenal dari Medsos & Beda Usia Jauh
Gubernur Papua ini mejelaskan jika perbuatan rasisme tentu dibenci seluruh dunia.
Ia juga mengungkit soal kemerdekaan Indonesia yang sudah pada usia 74 tahun, namun sikap pada masyarakat Papua belum berubah.
Menurutnya perlakuan dari masyarakat luar Papua ini sudah terjadi di masa lalu.
"Ini sama seperti era kolonial. Apa bedanya?," ungkap Lukas Enembe.
"Jadi karena kerap kali terjadi, ini pemicunya membuat yang lain terungkap?" tanya Najwa Shihab.
"Ini pemicu utamanya yang terjadi di Papua. Jadi saya pikir sudah 74 tahun merdeka, NKRI kita jaga, Bhineka Tunggal Ika dijaga.
Dari Sambang - Merauke juga harus dijaga," jelas Lukas Enembe.
Lukas menyatakan jika penduduk Papua terdiri dari beberapa etnis.
Namun ia merasa jika masyarakat Papua belum di-Indonesiakan secara baik.
Baca: Pengakuan Langsung Perempuan dalam Video Vina Garut 3 Lawan 1: Saya Dipaksa Menikmati
"74 tahun merdeka, orang Papua masih juga belum di-Indonesiakan secara baik," ucap Lukas Enembe.
Mendengar pernyataan Gubernur Papua Lukas Enembe, pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab tersentak.
Lantas Najwa Shihab kembali mengulang apa yang dikatakan oleh Gubenur Papua Lukas Enembe dan menanyakan maksudnya.
"Belum di-Indonesiakan secara baik, apa maksudnya? Apa yang harus dilakukan untuk meng-Indonesiakan seseorang?" tanya Najwa Shihab.
"Sampai hari ini dalam pengertian, masyarakat Papua belum menerima rasa ke-Indonesiaan mereka. Persoalan di Papua itu cukup rumit," papar Lukas Enembe.
Ini dia perbincangan lengkap antara Najwa Shihab dan Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Sedangkan dikutip Tribun Mataram dari Kompas.com Presiden Joko Widodo akan fokuskan pembangunan untuk Papua dan Papua Barat pada masa pemerintahannya.
Presiden Joko Widodo menegaskan, Provinsi Papua dan Papua Barat akan menjadi proritas untuk lebih diperhatikan di masa pemerintahannya.
Presiden mengatakan hal itu dalam wawancara bersama Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, yang disiarkan Kompas TV dalam program Satu Meja, Rabu (21/8/2019) malam.
Menurut Jokowi, pembangunan di era pemerintahannya, tak lagi Jawa-sentris, tetapi merata di seluruh Indonesia.
Kepala Negara mengistilahkannya dengan "Indonesia-sentris"
Semua provinsi, kata mantan gubernur DKI Jakarta ini, memiliki hak yang sama untuk menikmati pembangunan.
"Baik di bidang infrastruktur, bidang kesehatan, dan bidang lain.
Saya melihat Papua (dan Papua Barat) memang perlu lebih diperhatikan," ujar Jokowi.
Pemerintah, kata Jokowi, ingin mendahulukan pembangunan Papua dan Papua Barat di segala bidang.
"Karena ya memang ketertinggalan yang ada ini harus kita kejar," tutur Presiden.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku, Papua dan Papua Barat adalah termasuk provinsi yang paling banyak dia kunjungi.
Termasuk menengok daerah yang dahulu tak pernah tersentuh.
Misalnya, Kabupaten Nduga. Jokowi mengatakan sudah dua kali melakukan kunjungan kerja ke kabupaten tersebut.
"Kalau boleh saya infomasikan, saat itu tidak diperbolehkan oleh Panglima TNI dan Kapolri karena urusan keamanan," ujar Jokowi.
"Tetapi saya sampaikan karena Nduga itu masuk dalam wilayah NKRI, sehingga saya perlu tahu kondisinya seperti apa, keadaannya," tutur Jokowi.
Jokowi menegaskan, Papua dan Papua Barat akan terus menjadi perhatiannya.
Bukan hanya akan dibangun secara fisik, namun pemerintah akan merangkul masyarakat di provinsi paling timur itu dengan pendekatan kesejahteraan.
"Karena itulah yang kita lakukan. Pendekatan kesejahteraan bukan yang lain-lainya," tukas Jokowi.
Jalan Arteri kelurahan Malanu Sorong yang diblokade warga Selasa sore.
Jalan Arteri kelurahan Malanu Sorong yang diblokade warga Selasa sore. (Antaranews)
Papua dan Papua Barat menjadi isu belakangan ini.
Itu karena di provinsi tersebut terjadi kerusuhan yang pecah di sejumlah daerah.
Kericuhan terjadi di Manokwari dan Sorong pada Senin (20/9/2019 dan Fakfak serta Timika, Rabu (21/9/2019).
Kerusuhan tersebut buntut dari aksi unjuk rasa masyarakat yang memprotes tindakan persekusi dan penangkapan mahasiswa asal Papua di Surabaya.
Di Manokwari, massa membakar gedung DPRD dan memblokade sejumlah ruas jalan.
Sementara di Fakfak, massa melempar gedung DPRD setempat dengan batu dan benda lainnya. (TribunMataram.com/Asytari Fauziah)
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Kaget Dengar Ucapan Gubernur Papua, Najwa Shihab Ulangi Perkataan Lukas Enembe: Apa Maksudnya?
Penulis: Asytari Fauziah
Editor: Delta Lidina