884 Atlet Bersaing di O2SN, Aceh Targetkan Juara Umum

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa SMA di Aceh mengenakan pakaian adat Papua sebelum menampilkan tarian massal pada pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2019 di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh, Senin (26/8/2019).

BANDA ACEH - Ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SMA/SMK, Senin (26/8) resmi dibuka di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh. Pembukaan itu diwarnai oleh tarian kolosal persembahan dari 1.300 orang siswa-siswa Aceh. Sebanyak 884 atlet perwakilan 34 provinsi Indonesia siap berkompetisi.

Ajang nasional itu dibuka oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Didik Suhardi Ph D, ditandai dengan pemukulan kok bulu tangkis oleh Didik Suhardi, Asisten I Pemerintah Aceh, Jafar M Hum, dan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Syaridin M Pd.

Acara pembukaan diawali dengan defile para kontingen dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Namun puncak dari atraksi pembukaan adalah saat 1.300 siswa-siswi Aceh masuk ke lapangan dari berbagai sudut. Mereka menampilkan kreasi dan kolaborasi dari berbagai tarian yang ada di Aceh, serta kostum adat beberapa daerah.

Usai Didik membuka kegiatan, secara seketika hampir seribuan penari memasuki lapangan dari segala penjuru. Mereka langsung membentuk formasi-formasi yang sangat menarik. Tarian kolosal itu memang memadukan sejumlah budaya yang ada di Aceh. Para penari tampil dengan baju adat Aceh, Gayo, Alas, Melayu hingga beberapa kostum cabang olahraga yang dipertandingkan. Selain itu juga ada beberapa kostum yang menggambarkan beberapa provinsi di Indonesia.

Tarian kolosal hasil kreasi Nabil Cartyn dan Taufiq Hidayat itu juga memadukan berbagai tarian yang ada di Aceh, seperti Seudati, Saman, Guel, Ratoh Jaroe, hingga Rapai Geleng. Selain penampilan tarian kolosal, hadirnya berbagai kostum karnaval karya Nabil Cartyn yang dibawa oleh model-model Aceh juga menarik perhatian masyarakat.

Didik dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada Aceh selaku tuan rumah, karena pembukaan O2SN tahun ini dinilai lebih meriah ketimbang tahun sebelumnya.

Ia mengatakan, dunia pendidikan itu tidak hanya soal akademik, tapi banyak hal nonakademik yang juga harus diperhatikan, termasuk ajang olimpiade siswa. Didik menyampaikan, ajang olimpiade siswa merupakan bentuk pembinaan nonakademik dari Kemendikbud kepada generasi bangsa.

Ajang ini lanjutnya, juga menjadi wadah pemersatu anak bangsa, karena mereka yang berasal dari berbagai provinsi akan saling berinteraksi dan membangun jejaringnya. "Dengan ajang ini kita harapkan kesetiakawanan anak bangsa semakin tinggi. Meskipun kita berbeda, kita tetap satu. Anak-anak Papua tetap bisa tinggal di Aceh, anak Aceh tetap bisa tinggal di Jawa," ujarnya.

Sementara Kadisdik Aceh, Syaridin, mengatakan, sebenarnya O2SN itu dihadiri oleh sekitar 2.037 delegasi dari seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, atlet sebanyak 884 orang, sedangkan sisanya merupakan pendamping, pelatih, hingga juri. Event ini akan berlangsung 25-31 Agustus 2019. “Aceh menargetkan bisa meraih juara umum dalam ajang ini,” kata Syaridin.

Lokasi pertandingan akan dibagi dalam beberapa tempat, yaitu atletik akan berlangsung di Stadion Harapan Bangsa, bulu tangkis di GOR KONI Aceh dan GOR Lambung, karate di Hotel Grand Nanggroe dan Hotel Grand Aceh, silat di GOR Unsyiah dan Gedung Serba Guna Harapan Bangsa. Terakhir, renang akan dipusatkan di Kolam Renang Raider, Mata Ie, Aceh Besar.

Sementara Direktur Pembinaan SMA, Drs Purwadi Sutanto mengatakan, olimpiade siswa diharapkan mampu melahirkan generasi sehat, generasi tangguh, serta dapat mengembangkan keterampilan 4C (critical thingking, creative, communicaton, collaboration) dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi.(mun)

Berita Terkini