Berita Banda Aceh

Tanggapi Demo Driver Gojek Aceh, Manajemen Sebut Demi Keberlangsungan Ekosistem

Penulis: Muhammad Nasir
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pengemudi saat menggelar aksi di kantor DPRA, Banda Aceh, Selasa (3/9/2019). Serambinews.com/Muhammad Nasir

Padahal, kata Teuku Parvinanda, minggu lalu pihaknya sudah melakukan pertemuan/Kopdar dengan pengemudi di Banda Aceh dan mendiskusikan masalah itu.

Tanggapi Demo Driver Gojek Aceh, Manajemen

Sebut Demi Keberlangsungan Ekosistem

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Head of Regional Corporate Affairs GOJEK Indonesia wilayah Sumatera, Teuku Parvinanda, mengatakan pihaknya selalu terbuka menyambut aspirasi mitra driver dan menghargai semua masukan. 

Pasalnya para pengemudi atau driver Gojek ini berperan penting dalam perkembangan ekosistem Gojek.

Teuku Parvinanda menyampaikan hal ini menanggapi demo pengemudi Gojek di Aceh, Selasa (3/9/2019) di Banda Aceh.

Padahal, kata Teuku Parvinanda, minggu lalu pihaknya sudah melakukan pertemuan/Kopdar dengan pengemudi di Banda Aceh dan mendiskusikan masalah itu.

Oleh karena itu, Teuku Parvinanda mengatakan pihaknya sangat menyayangkan karena masih adanya aksi demo tersebut.

Dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019, tarif dasar dan tarif minimum GoRide di Banda Aceh telah ditingkatkan.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan organik mitra driver dari tarif.

“Maka penyesuaian insentif perlu dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek,” ujar Teuku Parvinanda.

Baca: 2021, Banda Aceh Jadi Kota Layak Anak  

Baca: Bank Aceh Syariah Cabang Meulaboh Salurkan Dana CSR Kepada Korban Putting Belitung

Baca: Menerobos Kabut demi Sebuah Janji

Terkait Insentif, Teuku Parvinanda, menambahkan bahwa insentif merupakan bonus tambahan yang diberikan demi menjaga kualitas layanan.

Katanya, skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuannya untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra Gojek.

Ia menambahkan Fokus Gojek pada kesejahteraan mitra tidak hanya terbatas pada tarif dan insentif, tapi juga ada beberapa pelatihan.

“Semangat kami dari pertama kali beroperasi di Banda Aceh sampai dengan sekarang masih tetap sama, yaitu agar melalui teknologi yang kami kembangkan seluruh mitra dapat memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” ujarnya.

Seperti diberitakan Serambinews.com, Selasa (3/9/2019), Gojek Indonesia menerapkan skema baru dalam pemberian insentif dan poin bagi para pengemudi.

Aturan perusahaan baru disambut dengan gejolak oleh para pengemudi di seluruh Indonesia, termasuk Aceh.

Ratusan pengemudi gojek di Banda Aceh dan sekitarnya menggelar aksi demo, Selasa (3/9/2019) pagi.

Mereka menggelar aksi di tiga lokasi yaitu Bundaran Simpang Lima, Kantor DPRA, dan Kantor Gubernur Aceh.

Para driver ojek online dari perusahaan startup gojek menggelar aksi, karena mereka menilai kebijakan baru yang dikeluarkan oleh perusahaan sangat merugikan mereka, terutama dalam segi pendapatan bonus.

Korlap Aksi, Dedi Al Mubarak mengatakan, dengan skema yang baru ini, para pengemudi harus bekerja lebih keras dibanding biasanya.

Karena poin yang ditetapkan lebih tinggi dari biasanya.

Ia menjelaskan, dengan skema baru ini, mereka harus mendapatkan 25 poin, baru mendapatkan bonus Rp 55 ribu.

Maka untuk mendapatkan 25 poin mereka harus bekerja lebih lama. Bahkan, katanya, ada kemungkinan harus bekerja sejak pagi hingga malam untuk mendapatkan poin seperti itu.

“Dengan skema terbaru ini, jika meraih 25 poin maka insentifnya cuma Rp 55 ribu, padahal sebelumnya atau dulu hanya dengan 20 poin kita dapat insentifnya 80 ribu. Jadi ini kita disuruh kerja lebih lama, tapi insentifnya lebih rendah,” ujar Dedi Al Mubarak.

Katanya, jika memang aturan itu terpaksa harus diterapkan, maka insentifnya harus dinaikkan juga.

Misalnya jika meraih 25 poin maka pengemudi harus bisa mendapatkan insentif Rp 100 ribu.

Ia menjelaskan, saat ini untuk satu orderan gofood (pemesanan makanan), para pengemudi mendapatkan sekitar dua poin.

Maka untuk mencapai target 25 poin, maka mereka harus mendapatkan minimal 13 kali orderan.

“Selama ini untuk dapat 20 poin saja, kami harus pergi pagi pulang malam, lalu coba bayangkan jika harus 25 poin, kami harus pulang jam berapa,” keluh Dedi yang diamini teman-temannya.

Para pengemudi gojek Aceh menolak penerapan skema insentif dan poin yang terbaru, sehingga mereka meminta dibatalkan.

Pasalnya aturan baru itu mereka nilai sangat menzalimi dan merugikan para pengemudi.

Katanya, saat ini ada sekitar 700 orang di BandaAceh yang mengantungkan penghasilannya sebagai pengemudi gojek.

Mereka juga meminta manajemen Gojek Banda Aceh supaya memperbaiki pelayanan komunikasi dengan driver.

Dalam aksi itu, ratusan pengemudi gojek yang membawa berbagai spanduk mengawali aksi di Bundaran Simpang Lima, kemudian mendatangi kantor DPRA.

Para peserta aksi yang menyampaikan aspirasinya disambut oleh Anggota komisi VI DPRA, Dahlan Jamaludin yang membidangi masalah tenaga kerja.

Dahlan Jamaluddin yang menyambut massa menyatakan sudah menerima semua aspirasi driver GoJEK.

Selanjutnya, lembaganya akan memanggil Disnaker Aceh untuk koordinasi terkait aspirasi para driver online ini.

Terakhir, dengan mengendarai sepeda motor mereka mereka menuju ke Kantor Gubernur Aceh. (*)

Berita Terkini