Ishak Daud memilih bertempur, dan bertahan di lokasi.
Ia membalas renteten peluru aparat.
Istrinya, Cut Rostina juga tak beranjak.
Wanita itu memilih tiarap di samping suaminya.
Di tengah pertempuran hebat itu, seorang pengawal Ishak Daud terkena tembakan.
Ishak Daud mencoba untuk mendekatnya.
Saat itulah sebutir peluru mengenai dahinya.
Ia tertembak.
Darah mengalir membasahi wajahnya.
Sang Panglima roboh.
Saat detik-detik terakhir itu, Cut Rostina masih mendampingi Ishak Daud.
Setelah pertemuran reda, belakangan ditemukan Cut Rostina juga ikut meninggal dengan luka tembak.
Termasuk dua pengawal Ishak Daud.
Saat itu Cut Rostina diketahui syahid dalam kondisi hamil.
Berita meninggalnya Ishak Daud cepat beredar di kalangan warga.
Media massa kemudian memberitakannya sebagai headline.