Ny Alawiyah bergegas mencari tahu suara yang diyakini berasal dari dalam rumahnya tersebut.
Tak disangka, Alawiyah melihat orang yang paling dicintainya itu tergeletak di lantai dengan posisi telungkup dan tak sadarkan diri.
Darah mengalir dari wajahnya dan berceceran di lantai. Sedangkan kedua tamu tadi langsung lari dan tancap gas dari rumah tersebut.
Prof Safwan ditembak secara sadis oleh pelaku yang hingga kini masih menyisakan misteri.
Peristiwa itu tercatat oleh keluarga terjadi pada pukul 06.45 WIB pagi itu.
Peluru menembus bagian rahang kiri bawah hingga belakang.
Safwan ditembak oleh pelaku dari jarak dekat.
Dalam catatan Litbang Serambi Indonesia, Prof Safwan dirawat setengah jam di RSU Zainoel Abidin sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
Pagi itu, menjadi pagi beradarah di Jalan Alkindi, Kopelma Darussalam.
Sang Profesor yang dikenal sebagai ulama dan tokoh intelektual Aceh tersebut pergi untuk selamanya.
Tragedi tersebut menjadi sejarah kelam bagi Aceh.
Bisa disebut, penembakan Prof Safwan Idris awal mula dari kejadian penembakan atau penculikan para tokoh Aceh saat konflik berkecamuk.
Sembilan bulan setelah berpulangnya Safwan Idris, tepatnya pada Kamis 10 Mei 2001 giliran tokoh Aceh lainnya, HT Djohan menemui ajal diterjang timah panas.
Belum lagi hilang duka akibat meninggalnya HT Djohan, tiba-tiba pada Kamis 6 September 2001, Rektor Unsyiah, Prof DR Dayan Dawood meregang nyawa, juga akibat penembakan.
Siapa pelakunya?