Pengakuan 2 Anak Yang Terlibat Hubungan Badan dengan Ibu Kandung: Ibu yang Minta, Pak
SERAMBINEWS.COM - Dua anak remaja di Sukabumi, RG (16) dan R (14), yang terlibat incest atau hubungan sedarah dengan ibu kandungnya, Yuyu alias SR (39), memberi pengakuan langsung perihal hubungan terlarang mereka.
Di depan penyidik, RG dan R memberi keterangan lengkap, termasuk pembunuhan terhadap adik angkat mereka yang berusia 5 tahun, NP.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pihak polisi, RG dan R mengaku diajak berhubungan badan oleh ibu kandungnya.
Kedua anak itu menurut saja melakukan hubungan badan anak dengan ibu kandung karena sudah terbiasa melihat video seks atau video porno di ponsel.
Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi bersama tiga tersangka kasus pembunuhan bocah perempuan NP di Polres Sukabumi, Selasa (25/9/2019). (Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin)
Baca: Jokowi Dikabarkan Minta Hari Pelantikan Dipercepat, Ketua Projo Sebut Jutaan Pendukung Siap Hadir
Baca: Sepele tapi Manjur, 5 Kebiasaan Ini di Malam Hari Ternyata Bisa Bikin Perut Rata
Dari mana video itu didapatkan, keduanya mengaku suka melihat video porno yang berseliweran di media sosial Facebook.
Terkahir kali RG melakukan hubungan badan ises anak dengan ibu kandungnya setelah keduanya melakukan pembunuhan sadis terhadap NP, bocah usia 5 tahun yang sudah menjadi anak angkat.
Aksi pembunuhan sadis itu dilakukan dengan cara mencekik bocah usia 5 tahun itu, lalu anak dan ibu kandung itu melakukan hubungan badan ises di depan mayat.
Setelah selesai melakukan hubungan badan ises, keduanya, membopong b0cah usia 5 tahun, korban pembunuhan sadis, itu ke sungai tak jauh dari tempat tinggalnya di Sukabumi.
Warga Kampung Bojongloa, Desa Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi tersebut saat ini harus berurusan dengan polisi.
Berikut wawancara dengan SR dan R, dua remaja yang melakukan hubungan badan inses anak dengan ibu kandung, dan membunuh adik angkatnya:
Berikut pengakuan dua tersangka RG dan R saat ditanyai oleh Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi dalam jumpa pers di Polsek Cibadak Sukabumi, Selasa (24/9/2019).
Baca: Ganti Tiang yang Retak-retak, PLN Blangpidie Abdya Padamkan Listrik, Ini Jadwal dan Lokasinya
Baca: 10 Cara Menghemat Baterai Smartphone Android, Terbukti Awet Seharian
Baca: Seorang Guru Tiduri Siswi SMP Saat Ultah, Bakso dan Boneka jadi ‘Senjata’, Ini Fakta-faktanya
Baca: Fakta Hubungan Badan Guru Silat dan Siswi SMP, Berawal dari Status Whatsapp
Pengakuan tersangka R (14)
"Pada saat kamu melakukan sama si anak itu (korban), kamu yang pertama kan memperkosa dia? Apa yang terjadi? Ceritakan pada saya."
"Dia udah mandi. Sama saya bawa ke kamar."
"Dia berontak, nangis ?."
"Enggak, gak berontak."
"Oh karena udah sering kan. Terus ?."
"Terus abis itu, si Aa (kakak) ngelihat. Langsung si kakak (giliran). Saya pergi main."
"Sama ibumu kamu berapa kali ngelakukan ?."
"2 kali pak. Ibu yang minta pak."
"Coba ceritakan ke saya !."
"Waktu itu abis pulang sekolah, abis mandi, ibu ngajak saya, sini ke kamar, katanya. Buka bajunya. Abis itu di*****. Udah di***** langsung di*****."
Pengakuan tersangka RG (16):
"Kamu berapa kali hubungan dengan ibu kamu?."
"3 kali pak."
"Bagaimana cerita pertamanya ?."
"Pertamanya abis mandi terus si Mamah ngajak, yuk ke kamar. Mau ngapain?. Ikut dulu katanya. Pas ikut, dibukain pakaiannya langsung aja pak di*****."
"Itu ketika bapak gak ada ?."
"Gak ada."
"Pada saat melihat R memperkosa almarhum kamu ?."
"Setelah itu sama saya (perkosa)."
"Pada saat itu ibu masuk ?."
"Iya masuk."
"Apa yang dilakukan ibu kamu ?."
"Kaget. Pas kaget, kamu ngapain katanya begituan. Saya gak ngejawab karena saya ngaku salah.
"Yang nyekik pertama siapa ?."
"Saya pak."
"Kenapa kamu cekik?."
"Gak tahu pak, tahu-tahunya pengen cekik dia aja."
"Terus ibumu langsung cekik dia juga ?."
"Iya."
"Langsung pingsan dia?."
"Iya."
"Setelah pingsan apa yang kamu lakukan sama ibumu ?."
"Berhubungan badan pak."
"Di depan mayat itu ?."
"Iya. Pada hari itu sekali, seminggu sebelumnya sekali. Sebulan sebelumnya sekali."
"Setelah itu ?."
"(Korban) Langsung dibuang pak."
"Ide siapa ?."
"Ibu."
"Dia ngomong apa ?."
"RG ! Mati bukan?, katanya. Gak tahu. Pas dilihat udah mati. Buang aja ke kali, takut ada yang tahu. Dibuang lah digotong."
"Anak itu (korban) kan masih telanjang ?."
"Iya."
"Berarti sudah meninggal baru dipakaikan baju ?."
"Iya."
"Dibuang sama siapa?."
"Berdua. Ade ngikut di belakang."
"Kenapa kamu tega melakukan hubungan badan sama ibu kamu dan adik kamu?."
"Nafsu pak."
"Gara-gara apa?."
"Seringnya mah cuma liat doang pak. Sering lihat di HP."
"Apa itu ?."
"Video pak, video porno."
"Sejak kapan ?."
"Baru satu bulan."
"Dapet dari mana ?."
"Ada banyak pak, dari Facebook suka banyak yang lewat."
"Kamu menyesal ?."
"Menyesal pak.".(*)
SR Mengaku Suaminya Tak Memuaskan
SR akhirnya mengungkap alasannya selama ini rutin berhubungan intim dengan kedua anak kandungnya.
Wanita berusia 39 tahun diketahui rutin berhubungan intim dengan kedua putra kandungnya yakni RG (16) dan R (14).
Warga Kampung Bojongloa, Desa Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi tersebut saat ini harus berurusan dengan polisi.
Terungkapnya hubungan seks antara ibu dan anak ini berawal dari penemuan jasad NP, gadis balita berusia 5 tahun.
Mulanya, jasad korban ditemukan tersangku ditepi sungai Cimandiri, Kawasan Kampung Platar RT 02/06 Desa Wangunreja, Kabupaten Sukabumi.
Rupanya, korban NP dibunuh oleh ibu angkatnya sendiri yakni SR.
Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, korban dibunuh dengan keji yang mana hasil outopsi, korban memiliki luka memar melingkar di leher, lidah patah, memar akibat benda tumpul pada kelamin dan selaput darah robek.
"Berdasarkan hasil autopsi tersebut dilakukan penangkapan terhadap ibu angkat korban yaitu Saudari SR kemudian anaknya RG dan R," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi dalam keterangannya, Selasa (24/9/2019) mengutip Tribunnews.com.
Proses evakuasi penemuan jasad anak di sungai Cimandiri, Nyalindung,Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019). ((DOK : POLSEK NYALINDUNG))
Nasriadi menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan terhadap pelaku, SR mengakui bahwa dirinya yang telah melakukan penyiksaan terhadap korban sampai korban meninggal dunia.
Yakni dengan cara memukul dan Saudara R mencekik korban.
"Pada hari Minggu itu kejadiannya adalah pada saat korban mandi dilihat oleh tersangka RG, kemudian langsung diperkosa. Saat pemerkosaan berlanjut, datanglah R melihat adiknya memperkosa adik angkatnya itu. Kemudian bergantian RG melakukan pemerkosaan kemudian R melakukan pemerkosaan," terang Nasriadi.
Seorang wanita berinisial SR (39) di Kampung Bojongloa, Desa Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi tega membunuh anak tirinya berinisial NP (5). (Dok Polres Sukabumi)
Kemudian saat itu, datanglah ibu tiri korban saudari SR yang ikut mencekik korban sampai tewas.
"Yang lebih dzalim lagi adalah setelah korban dicekik, ibu kandung bersama anak kandung si RG ini melakukan hubungan intim di dekat mayat alamarhum. Setelah melakukan hubungan intim, dan korban meninggal dunia, mereka bertiga membawa korban sekitar 900 meter dibuang ke Sungai Cimandiri," ujarnya.
Hubungan intim antara ibu dan anak kandung ini sudah berlangsung berkal-kali.
SR pun tanpa malu menceritakan alasannya berhubungan intim dengan kedua anak kandungnya itu.
Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menanyai SR soal aksinya yang tega melakukan hubungan inses dengan dengan kedua anaknya.
Tanpa malu SR mengaku jika dirinyalah yang pertamakali mengajak anaknya untuk berhubungan intim.
Dia mengaku tidak tahu bagaimana awalnya bisa mengajak kedua anaknya.
"Nggak tahu, Pak, saya kepengin saja (melakukan inses)," ujar SR di Mapolsek Cibadak.
SR kemudian menceritakan soal sang suami yang sudah tidak mampu lagi memuaskan hasrat seksualnya.
Sebab, usia suaminya yang juga ayah kedua anaknya itu terpaut 30 tahun dengan SR.
"Bapaknya (suami) sudah nggak sanggup lagi. Yang ajak untuk begituan ke anak-anak, ya saya duluan. Spontan gitu aja, pas pertama lagi nonton TV," ujar SR.(*)
(Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)
Artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul PENGAKUAN LANGSUNG 2 Anak yang Terlibat Incest dengan Ibu Kandungnya: Ibu yang Minta, Pak