Berita Aceh Besar

Guru tidak Tetap Pulo Aceh Mengadu ke Dewan, Minta Diprioritaskan jadi PNS

Penulis: Asnawi Luwi
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru tidak tetap (GTT) dan PNS di Pulo Aceh dan Pulo Nasi, Aceh Besar, mengadu ke Dewan di sebuah warung kopi di Aceh Besar, Rabu (16/10/2019). Kedatangan mereka disambut oleh Anggota DPRA, Irawan Abdullah, Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz SE, Wakil Ketua Komisi V, Eka Riskina Spd, dan Ketua Komisi II DPRK Aceh Besar, Mursalin.

"Saya mengajar sebagai guru kelas di SDN1 Pulo Nasi sudah 8 tahun aktif. Kami minta perhatian dari Pemda untuk prioritaskan diangkat jadi PNS atau tenaga kontrak terpencil ,"Ujar Dewi Sartika.

Laporan Asnawi Luwi |  Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Guru tidak tetap (GTT) dan PNS di Pulo Aceh dan Pulo Nasi, Aceh Besar, mengadu ke Dewan, Rabu (16/10/2019).

Kedatangan mereka disambut oleh Anggota DPRA, Irawan Abdullah, Wakil Ketua DPRK, Aceh Besar, Zulfikar Aziz SE, Wakil Ketua Komisi V, Eka Riskina Spd, dan Ketua Komisi II DPRK Aceh Besar, Mursalin.

Anggota DPRA dari Partai PKS, Irawan Abdullah mengatakan,  akan menyampaikan ke Menpan RB.

Agar guru tidak tetap di kawasan terpencil di Kecamatan Pulo Aceh ini, bisa diangkat dan diprioritaskan jadi PNS melalui formasi honorer.

Menurutnya, ini sangat mendesak untuk menyelamatkan generasi, dalam menuntut ilmu di di kawasan pedalaman.

"Saya mengajar sebagai guru kelas di SDN1 Pulo Nasi sudah 8 tahun aktif. Kami minta perhatian dari Pemda untuk prioritaskan diangkat jadi PNS atau tenaga kontrak terpencil ,"Ujar Dewi Sartika kepada Serambinews.com, Rabu (16/10/2019).

Kakek Ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Sering Menahan Lapar, Hasil Kerjanya Tak Seberapa

Kata dia, selama ini proses belajar mengajar di Pulo Nasi tidak aktif.

Dari kalangan guru PNS yang ditugaskan di daerah itu, sementara pihaknya sebagai putri di daerah itu merasa kecewa dan meminta harus ada perhatian Pemda untuk mereka.

Kata dirinya, ia dibayarkan gaji per harinya mencapai Rp 20.000 per hari.

Namun, gaji yang diterima tiga bulan atau enam bulan sekali.

Ia menyebutkan, mereka atas nama guru tidak tetap (GTT) di Pulo Aceh dan Pulo Nasi, mewakili 51 orang rekan mereka yang mengajar di SMA maupun di SD.

Ditambah, guru GTT SDN Lampu yang Pulo Aceh.

Ia mengaku merasa sedih  melihat kondisi pendidikan di daerah itu.

Karena PNS tidak aktif dan rakyat di pedalaman itu yang dirugikan.

Hal ini berdampak terhadap kualitas pendidikan.

Aktris Berdarah Aceh Cut Meyriska Sempat Khawatir Bintangi Film ‘Ajari Aku Islam’, Ini Sebabnya

Sekretaris Forum Guru Daerah Terpencil Tertinggal Terluar (3T) Kecamatan Pulo Aceh, Bismi Aulia Spd MPd mengatakan, guru tidak tetap asli putra-putri Kecamatan Pulo Aceh.

GTT bekerja sudah mencapai dua sampai 15 tahun masa kerja.

"Kita akan sampaikan dari Fraksi PKS dan akan perjuangkan bisa diangkat jadi PNS. Selama ini kita mendapat laporan bahkan dari Ombudsman republik indonesia Aceh, ASN di Pulo Aceh dan Pulo Nasi kurang efektif menjalankan tugas, padahal mereka diberikan tunjangan. Jadi, melihat persoalan ini, kita berharap para honorer putra/putri di dua pulo itu bisa diprioritaskan untuk diangkat jadi PNS maupun tenaga kontrak," imbuh Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz SE. (*)

DPMG Aceh Desak Penyaluran Dana Tiga Gampong Bermasalah di Pidie, Ini Penyebabnya

Berita Terkini