SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wanita renta itu duduk di atas kursi.
Ia menjulurkan tangan kanannya.
Sejenak kemudian seorang lelaki berkopiah dan berkacamata membungkungkkan badannya.
Pria itu mengeluarkan satu cincin emas.
Perasaan haru menggelayuti wajahnya.
Dengan berlahan dan bersahaja ia menyematkan cincin emas tersebut ke jari wanita renta yang duduk di depannya.
Lelaki itu adalah Dr Anas M Adam.
Ia adalah seorang mantan birokrat, pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
Sabtu, 23 November itu merupakan hari yang paling membahagiakan dan mengharukan.
Tidak hanya bagi Anas.
Tapi juga bagi wanita renta yang duduk di depannya.
Hari itu ada empat orang yang menerima bingkisan serupa.
Mereka adalah para guru sepuh yang kini sudah pensiun.
Yaitu Cut Kamariah (75), Fatimah (79), Kamaliah Zakaria (75) dan Iskandar Ismail (66 ).
• BERITA POPULER - Nova Curhat, Ibu Anak Nyabu Serumah, Hingga Pejabat Subulussalam Mundur Mendadak
Semuanya guru MIN Cot Glumpang Kecamatan Glumpang Baro, Kabupaten Pidie, Aceh.
“Kami banyak mengadakan kegiatan dalam menyambut HGN antara lain menyematkan cincin emas sebagai penghargaan kepada guru yang telah berjasa mencerdaskan anak bangsa,” kata Ketua Pembina Yayasan Pionir Nusantara, Dr Anas M Adam M Pd, Minggu (24/11/2019) di Banda Aceh.
Kegiatan penyematan cincin emas tersebut mengundang rasa haru mendalam bagi guru, murid, dan alumni sekolah tersebut.
Cincin emas tersebut diberikan oleh para alumni antara lain Dr Anas M Adam, dr Fachrul Jamal SpAn KIC yang juga Mantan direktur RSUZA Banda Aceh, serta Rusydi M Adam SE MM, seorang bankir yang pernah menjabat sebagai Direktur Operasional Bank Aceh Syariah.
• Peringati Hari Guru, Pelajar SMPN 1 Gandapura Bireuen Berikan Kado untuk Gurunya
Ketiga mereka adalah alumni MIN Cot Glumpang Kecamatan Glumpang Baro, Kabupaten Pidie, Aceh.
Pada satu momen spesial, Sabtu 23 November itu ketiganya seperti kembali ke masa lalu, saat-saat mereka masih menjadi kanak-kanak menimba ilmu di sekolah itu.
• BREAKINGNEWS – Polisi Datangi Rumah Penganiaya Guru Honorer, Pelaku Diduga Sudah Kabur
Dan, Cut kamariah (75), Fatimah (79), Kamaliah Zakaria (75) dan Iskandar Ismail (66 ), adalah bagian dari masa lalu itu.
Dari keempat guru sepuh itulah mereka mengenal huruf dan angka pada awal mula hingga mereka kini menjadi sosok dan tokoh yang sukses di dunia birokrat, kedokteran dan perbankan.
“Peran guru dalam mendidik belum dapat tergantikan dengan mesin, setiap individu dapat saja belajar dari berbagai media, namun untuk proses pendidikan yang hakiki khususnya pada jenjang awal pendidikan seperti di TK, SD, SMP, dan SMA tetap perlu darma bakti guru,” tutur Anas yang juga Ketua Pembina Yayasan Pionir Nusantara.
Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (HGN) setiap 25 November, Pengurus Yayasan Pionir Nusantara mengadakan agenda kegiatan.
Antara lain mnyematkan cincin emas kepada para guru.
Kali ini cincin emas tersebut disematkan kepada Cut kamariah dan tiga guru lainnya dari MIN Cot Glumpang Kecamatan Glumpang Baro, Kabupaten Pidie, Aceh.
“Alumni adalah individu yang telah dididik dan dicerdaskan oleh guru, namun pada saat ini guru kita tertinggal karena proses perkembangan Iptek dan keterbatasan waktu dan upaya mereka untuk mengikuti perkembangan Iptek,” jelas Anas.
Anas menyatakan untuk itu diperlukan dukungan kepada guru-guru dari para alumni yang telah dicerdaskan oleh guru sebagai suatu upaya menghargai pengabdian para guru. Adapun program ini diberi nama “Alumni Mengabdi untuk Guru dalam Rangka Hari Guru 2019".
Kegiatan ini digagas oleh Yayasan Pionir Nusantara yang akan bekerja sama dengan para alumni, Dinas Pendidikan Aceh, Kanwil Kementerian Agama Aceh, LPMP Aceh, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan sekolah/madrasah.
Langkah awal kegiatan telah diluncurkan pada 23 November 2019 di MIN 38 Pidie, Cot Glumpang, Kecamatan Glumpang Baro, Pidie oleh alumni MIN/SD, SMP, MTsN dan SMA. Seterusnya dilanjutkan di sekolah/madrasah di seluruh Aceh.
“Dalam HGN 2019, kami mengimbau alumni untuk peduli kepada guru di sekolahnya dengan mengajar sehari di sekolah atau mengunjunginya,” pungkas Anas.
Mantan Direktur Pembinaan Guru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI itu mengingatkan kurikulum yang baik, metode dan strategi pembelajaran yang baik ada pada guru sendiri.
Bila guru tidak menguasai ketiga hal ini maka proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik.
Saat ini, katanya, masih ada guru belum menguasai kurikulum dengan baik, belum dapat menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran, dan belum menguasai strategi pembelajaran yang bervariasi, dan masalah lain terkait dengan materi pelajaran.(*)