CALANG - Bupati Aceh Jaya, T Irfan TB geram dengan sikap yang ditunjukkan oleh Syahbandar Pelabuhan Calang yang sama sekali tidak memberikan laporan apa pun atau berkoordinasi kepada pemerintah daerah terkait kegiatan dan aktivitas yang dilakukan di pelabuhan tersebut.
Bupati membeberkan, Pemkab Aceh Jaya tidak tahu kegiatan apa saja yang sedang dilakukan pihak pelabuhan itu selama ini. “Saya minta kepada syahbandar untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Selama ini, ada barang masuk kita tidak tahu karena syahbandar tidak pernah berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” ungkapnya.
Padahal, papar T Irfan TB, dampak aktivitas di Pelabuhan Calang telah menyebabkan kerusakan jalan menuju pelabuhan itu dikarenakan truk angkutan dengan kapasitas besar keluar dan masuk ke area Pelabuhan Calang. “Jangankan dengan masyarakat sekitar, dengan kita saja tidak pernah berkoordinasi. Saya gak tahu kalau dengan yang lain, tapi kapasitas saya sebagai kepala daerah, syahbandar tidak pernah koordinasi dengan saya,” tandasnya. “Saya telepon dan wa (pesan WhatsApp), syahbandarnya tidak pernah dibalas sama sekali,” tukas dia.
Tidak hanya itu, Irfan TB juga mengaku, jika beberapa waktu lalu, di pelabuhan tersebut ada aktivitas pembongkaran besi dan tiang pancang. Namun ironisnya, tidak ada sama sekali laporan resmi yang disampaikan kepada dirinya. “Sebagaimana yang lalu, besi masuk tiang pancang masuk, saya hanya tahu dari masyarakat dan informasi di koran, sampai saat ini tidak ada laporan apa-apa,” tandasnya.
Untuk itu, tegasnya, ia meminta pimpinan di Pelabuhan Calang itu agar memerintahkan syahbandar untuk segera bekoordinasi dengan pemerintah daerah. “Saya mengharapkan kepada pimpinan di sana tolonglah disampaikan kepada syahbandar sekarang untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” tutupnya.
Sementara itu, Syahbandar Pelabuhan Calang, Aceh Jaya, Andi yang dihubungi Serambi, melalui sambungan telepon, Kamis (28/11/2019), tidak memberikan jawaban terkait kegeraman Bupati T Irfan TB atas sikapnya tersebut. Uniknya, saat dihubungi ke nomor pribadinya, yang mengangkat telepon mengaku sebagai sopir dari Andi dengan dalih handphone syahbandar itu ketinggalan di mobil. Bebeberapa menit kemudian, ketika Serambi mencoba kembali menghubungi nomor tersebut, sudah tidak bisa tersambung lagi.(c52)