"Tim ahli mengambil puluhan sampel air selama 24 jam. Pengambilan sampel di kawasan keramba dan sejumlah lokasi lainnya di aliran sungai di waktu-waktu yang berbeda," ujar M Rizal.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Seribuan ikan jenis kerapu milik 30-an petani Keramba di aliran sungai Cunda Lhokseumawe, mati mendadak.
Ikan dengan berbagai umur tersebut, mulai mati sejak Senin (6/1/2020) sore hingga Selasa (7/1/2020) pagi.
Sedangkan kejadian ini, merupakan rangkaian kejadian yang sudah terjadi sejak April 2019 lalu.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Pangan Kota Lhokseumawe, M Rizal, kepada Serambinews.com, Kamis (9/1/2020) menjelaskan, menindaklanjuti kejadian tersebut, maka pihaknya sudah mendatangkan tim ahli Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Aceh Besar.
Tim ahli sudah mulai bekerja sejak Selasa (7/1/2020) malam.
Tim ahli langsung turun ke lokasi keramba.
• Tasya, Mahasiswi yang Jago Bernyanyi, Gunakan YouTube dan Instagram untuk Asah Kemampuan
Untuk mengambil sampel air.
"Tim ahli mengambil puluhan sampel air selama 24 jam. Pengambilan sampel di kawasan keramba dan sejumlah lokasi lainnya di aliran sungai di waktu-waktu yang berbeda," ujar M Rizal.
Jadi menurut M Rizal, sejauh ini belum bisa diketahui hasilnya.
Karena semua sampel harus diperiksa kembali di BPBAP.
"Kita perkirakan dalam satu pekan ini sudah hasilnya," pungkas M Rizal.
Sebelumnya, sesuai pernyataan seorang petani Keramba di aliran Sungai Cunda, Imran, dirinya sudah 12 tahun menjadi petani Keramba di aliran Sungai Cunda.
• Nelayan Pijay Bertahan 5 Jam Terombang Ambing di Laut, Sempat Pingsan hingga Dilarikan ke Puskesmas
Jadi, selama 11 tahun terakhir, tidak pernah ada kejadian ikan yang mati mendadak.
Sehingga, peristiwa pertama kali terjadi ikan mati mendadak pada Selasa (2/4/2019) malam.
Saat itu, ada puluhan ribu ikan yang mati.
"Kala itu, milik saya saja yang mati ada 15 ribu-an ikan kerapu dan kakap siap panen, serta ditambah 5.000-an bibit kerapu. Belum lagi milik para petani Keramba lain," kata Imran.
Waktu itu, menurut Imran, kejadian tersebut sempat dilaporkan ke Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pertanian Lhokseumawe.
• Derita Daratul Kayla, Bocah Miskin Asal Peureulak Ini Harus Segera Operasi Bedah Kepala
Tindaklanjutnya, sesuai informasi yang diterima, pihak dinas pun sempat mengirim sampel air dan ikan ke Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Aceh Besar, untuk diperiksa.
Hasilnya, kala itu tidak ditemukan penyebab pasti ikan bisa mati mendadak.
Kini, kejadian yang terjadi pada April 2019, kembali terulang pada September 2019.
"Sejak September 2019 itulah, matinya ikan secara mendadak menjadi langganan di tempat kami. Hampir 15 hari sekali ikan kami mati mendadak. Hingga terakhir terjadi kemarin sore hingga tadi pagi," ujar Imran.
Menurut Imran, kejadian ini sudah kembali dilaporkan ke Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Lhokseumawe.
Sehingga diharapkan bisa segera direspon.
Diakuinya, sejauh ini Imran tidak bisa memastikan.
Kenapa ikan mati mendadak secara berkelanjutan.
Makanya, mereka merasa aneh saja sekarang ini.
Karena dulunya tidak pernah terjadi.
"Kami harapkan pihak dinas bisa segera merespon. Karena bila terus-terusan kejadian seperti ini kami akan merugi terus," pungkas Imran. (*)
• Ular Kobra Ditemukan di Dalam Kloset Toilet, Melawan saat Dikeluarkan hingga Tubuhnya Terputus