Adapun nilainya secara keseluruhan, kata Rahmad, masing-masing kabupaten/kota seragam sekitar Rp 14 miliar.
Laporan Asnawi Luwi | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Mulai tahun 2020 ini, zakat guru tingkat SMA dan SMK se-Aceh akan masuk ke rekening mustahik atau penerima di daerah masing-masing.
Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, Rahmad Raden, kepada Serambinews.com, Jumat (24/1/2020) menceritakan sebelumnya zakat itu dikelola Baitul Mal kabupaten/kota masing-masing.
Namun sejak Januari 2017, zakat para guru ini dikelola Baitul Mal Provinsi Aceh karena SMA dan SMK sudah di bawah Pemprov Aceh.
Hal ini sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa PNS Pemprov Aceh, maka zakatnya masuk ke Baitul Mal Provinsi Aceh.
"Atas perubahan ini menyebabkan pendapatan zakat di Baitul Mal kabupaten/kota berkurang.
Nah, solusinya pihak Baitul Mal Aceh berkomitmen tetap mengembalikan zakat ke kabupaten/kota.
Namun bukan ke rekening Baitul Mal kabupaten/kota, melainkan langsung ke rekening mustahik atau penerima manfaat di daerah masing-masing," kata Rahmad Raden.
• Kabar Terbaru Kasus Vina Garut, 2 Terdakwa Sebut Hubungan Intim dengan VA Untuk Fantasi dan Iseng
• Fakta Kabar Virus Corona Menyebar di Gedung BRI Jakarta, Pekerja Huawei Demam Hingga Dilarikan ke RS
• Rocky Gerung Nilai Jokowi Sedang Berusaha Menggagalkan Langkah Anies di Pilpres 2024, Apa Maksudnya?
Begitu pun, kata Rahmad Raden, tetap melibatkan Baitul Mal kabupaten/kota untuk mendata mustahik yang layak dibantu.
Kemudian nama-nama tersebut dikirimkan ke Baitul Mal Aceh agar zakat tersebut dapat disalur ke rekening masing-masing mustahik ini di kabupaten/kota masing-masing.
Rahmad menargetkan mulai tahun ini tak ada kendala terkait dengan penerimaan dan penyaluran zakat para guru SMA dan SMK jajarannya itu se-Aceh.
"Artinya kita tidak menahan-nahannya. Kita komitmen untuk amanah itu," tegas mantan Kepala Biro Humas dan Protoler Setdakab Aceh ini.
Adapun nilainya secara keseluruhan, kata Rahmad, masing-masing kabupaten/kota seragam sekitar Rp 14 miliar.
"Jika pun ada perbedaan, nilainya tidak telalu signifikan," demikian Rahmad Raden. (*)