Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Publik dihebohkan dengan munculnya kehadiran Keraton Agung Sejagat di Purworejo dan Sunda Empire di Bandung.
Ternyata Sunda Empire juga sudah pernah mengadakan sosialisasi di Aceh Utara.
Kelompok yang tengah menjadi kontroversi tersebut ternyata mengembangkan sayapnya hingga kawasan Aceh.
Video Sunda Empire di Bandung dan pertemuan Sunda Empire di Aceh Utara viral di sejumlah media mainstream dan media sosial.
Bupati Bener Meriah Tgk H Sarkawi mengaku pernah mengingatkan kelompok Sunda Empire di Bener Meriah.
Sebelumnya, Abuya Sarkawi masih di MPU Bener Meriah pernah melarang dan memanggil saudara Ismail untuk diingatkan.
“Waktu itu kita pernah ingatkan, dulu namanya Bener Meriah Development Committee (DEC), kini sebutannya Sunda Empire,” ungkap bupati kepada wartawan, Minggu (26/1/2020).
"Saya terkejut kok masih bisa diiming-iming yang logika akal sehat kita tidak masuk, lucu juga, padahal warga Bener Meriah cukup dewasa, dan sangat terbuka, berpendidikan, tapi masih ada sebagian warga yang terkecoh," ujarnya.
“Saya berharap masyarakat bisa menggunakan logika yang sehat, bahwa tidak ada pemerintahan di luar struktur negara yang hari ini kita kenal di seluruh dunia,” kata bupati.
• Cegah Virus Corona, Otoritas Wuhan Periksa Suhu Tubuh Mahasiswa Secara Berkala
• Sunat Seorang Bocah, Tukang Sunat Ini Malah Pangkas ‘Burung’ Anak SD, Begini Kondisinya
• Pemerintah Aceh Tanggung Biaya Mahasiswa Aceh di Wuhan Selama Darurat Virus Corona
Terkait viralnya video ini, sebelumnya pihak kepolisian Polres Bener Meriah telah memanggil Ismail warga Bener Meriah yang merupakan Governor Nusantara Area I dalam jabatan Sunda Empire.
Dengan jabatan ini, Ismail membawahi Aceh, Sumatara Utara hingga ke Malaysia.
Menurut pengakuan Ismail kepada pihak Polres Bener Meriah, dia dulunya tergabung dalam Development Committee (DEC) dan terbentuk pada tahun 2015, kini namanya Sunda Empire.
Menurut Ismail lagi kepada polisi, di Bener Meriah yang tergabung dalam Sunda Empire ada sekitar 100-an anggota bekas dari Development Committee (DEC).(*)