Berita Bener Meriah

BPOM Periksa Makanan di Lapangan Pacuan Kuda Bener Meriah, Indikasi ada Penggunaan Boraks

Penulis: Budi Fatria
Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) Loka Aceh Tengah melakukan uji sample makanan yang dijual pedagang di arena perlombaan pacuan kuda tradisional Gayo, di Lapangan Sengeda, Kampung Karang Rejo, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Kamis (30/1/2020).

BPOM Periksa Makanan di Lapangan Pacuan Kuda Bener Meriah, Indikasi ada Penggunaan Boraks

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - BadanPengawas Obat Dan Makanan (BPOM) Loka Aceh Tengah melakukan uji sampel makanan yang dijual oleh pedagang di arena perlombaan pacuan kuda tradisional Gayo, di Lapangan Sengeda Kampung Karang Rejo, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Kamis (30/1/2020).

Dari hasil uji cepat (tes kit) tersebut petugas BPOM Loka Aceh Tengah menemukan ada indikasi penggunaan obat anti basi atau boraks dalam makanan yang dijual pedagang di arena pacuan kuda Bener Meriah.

“Ada beberapa sampel yang diduga mengandung bahan berbahaya, seperti bakso, mie dan lontong,” kata Rini petugas BPOM Aceh Tengah.

Lanjutnya, hari ini kita memeriksa lebih kurang ada sekitar 35 sampel, dan hasil dari sampel ini belum bisa kita berikan karena harus kita konfirmasi dulu dengan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh.

“BPOM Aceh Tengah, belum ada lab sekala besar, jadi kita hanya uji cepat (tes kit). Dari hasil tes disini misalnya positif, dan belum tentu nanti hasil di lab BBPOM Banda Aceh sama dengan hasil disini, bisa saja berubah,” ujarnya.

VIDEO - Warga Palestina Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah ala Donald Trump

Wartawan MetroTV Subulussalam Lapor Pria Catut Medianya & Sebut-sebut Surya Paloh, Pelaku Ditangkap

Dua Honorer RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Divonis 2 Tahun Penjara, Terkait Kasus Ini

Disebutkannya, dari hasil tes cepat ini, dugaan sementara ada beberpa pedagang yang kita temukan masih menggunakan obat anti basi atau boraks, kami juga sudah memberikan sosialisasi kepada pedagang tersebut untuk tidak menggunakan kembali.

“Setelah kita tanya kepedagang tersebut, ternyata mereka tidak mengetahui obat anti basi itu adalah boraks,” pungkas Rini.

Sebut Rini, umumnya pedagang disini tidak paham dengan boraks, mereka berpikir itu hanya obat anti basi, dan tidak berbahaya, padahal itu boraks. 

Boraks, kata Rini, kalau dikonsumsi belebihan dengan jangka panjang akan mebahayakan kesehatan, yang pertama masalah pencernaan, dan kanker.(*) 

Video CCTV Detik-detik Lina Sebelum Meninggal: Pingsan dan Kejang

Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh Terima TFC Premium

China Kebut Bangun RS Khusus Corona dalam 10 Hari, Prediksi Ahli Ini Pemicunya, Bahaya Jika Telat

Berita Terkini