Berita Banda Aceh

Merebaknya Virus Corona, Karantina Kesehatan Ulee Lheue Siagakan Tiga Unit Alat Skrining

Penulis: Misran Asri
Editor: Jalimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas memeriksa kesehatan seorang warga di Guangzhou, China, Rabu (22/1/2020). China saat ini sedang menghadapi serang virus yang dikenal sebagai 2019-nCoV. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan pada 2019 dan kemudian ditularkan dari orang ke orang.

Merebaknya Virus Corona, Karantina Kesehatan Ulee Lheue Sudah Persiapan Tiga Alat Skrining untuk Lakukan Pemeriksaan

 

Laporan Misran Asri | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Karantina Kesehatan Ulee Lheue, Banda Aceh, menyiagakan tiga unit alat skrining yang disebut dengan termometer digital infrared. Ketiga alat yang berfungsi untuk mengukur temperatur atau suhu tanpa bersentuhan dengan obyek yang akan diukur suhunya tersebut pascamerebak virus corona yang menimbulkan ketakutan penduduk dunia.

Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menetapkan status virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV) sebagai darurat dunia.

Terkait tiga alat skrining yang sudah disiagakan masing-masing dua unit di Karantina Kesehatan Pelabuhan Ulee Lheue dan satu skrining lainnya berada di pelabuhan khusus PT SBA Lhoknga tersebut, disampaikan oleh Koordinator Karantina Kesehatan Ulee Lheue, Fery Irawan kepada Serambinews.com, Senin (3/2/2020).

Menurutnya, Karantina Kesehatan Ulee Lheue, terus memperketat pengawasan dan pemantauan serta langkah pencegahan (preventif).

“Alhamdulillah ada tiga unit alat skrining yang kami persiapkan untuk pemeriksaan terutama terhadap WNA yang datang dari Cina,” sebut Fery.

Ia mengatakan pada Selasa, 28 Januari 2020 lalu, pihaknya baru menskrining tiga WNA Cina yang bekerja di PT SBA Lhoknga. Ketiga WNA tersebut diskrining di Poliklinik Pelabuhan Ulee Lheue.

“Alhamdulillah ketiganya negatif, tetapi pemantauan tetap kita lakukan sampai 14 hari ke depan. Di samping tiga WNA yang diskrining itu, WNA Cina lainnya yang bekerja di sana juga dalam pemantauan,” ungkapnya.

Menurut Fery, seluruh WNA berasal dari Cina yang bekerja di perusahaan semen tersebut juga dibagikan kartu kuning atau yang biasa disebut dengan health alert card (HAC). Kartu kuning yang memuat data-data dari WNA itu, lanjut Fery akan dibawa setiap ingin berobat, apa pun keluhan sakit yang diderita,  bukan hanya untuk penyakit yang menular.

“Khusus di Pelabuhan PT SBA Lhoknga, kita juga ada bekerja sama dengan poliklinik di perusahaan semen tersebut dan setiap harinya kita berkoordinasi, karena ada sejumlah WNA Cina yang bekerja di sana dan sejauh ini masih aman,” sebutnya.

Lalu, tambah Fery, khusus untuk pengawasan di Pelabuhan Ulee Lheue, pihaknya juga menempatkan petugas di terminal pelabuhan, di samping sudah berkoordinasi dengan pihak loket.

“Kita terus melakukan pemantauan, bila terlihat ada seorang WNA dengan gejala flu serta penyakit yang dicurigai, kita harapkan tidak diberikan tiket dulu. Tapi WNA itu diperiksa terlebih dulu di poliklinik,” pungkas Fery.(*)

Berita Terkini