SERAMBINEWS.COM, SOLO – Nasib DI (30) putri sulung Warjinem (50) dan Paidin (53), yang dibawa kabur suami ke Suriah bergabung kelompok ISIS harus nelangsa karena tak bisa kembali ke Indonesia.
Kini ia bersama dua anaknya tinggal di sebuah pengungsian di Suriah.
Adapun saat ini DI diduga tinggal di sebuah penampungan pengungsi eks ISIS di daerah Provinsi Hasakah, Suriah bersama kedua anaknya.
Warjinem mengatakan DI dan dua anaknya kesulitan makan karena kebutuhan bahan pokok yang dijual di penampungan mahal.
Apalagi jika menginginkan makan berlaukan ayam, hal itu menjadi santapan yang bernilai mahal sekali.
Bahkan, anak DI sempat terkena demam tinggi saat tinggal di penampungan.
"Di sana ada tenda tempat orang jualan, tapi di sana barangnya mahal-mahal,” kata Warjinem saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya di daerah Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Kamis (6/2/2020).
Orangtua dari DI yang dibawa kabur suaminya ke Suriah demi bergabung dengan kelompok teroris ISIS sekira tahun 2014, Mengaku sangat prihatin bertahun-tahun ini karena kondisi putri sulung mereka.
Warjinem dan Paidin hanya makan nasi ditaburi kecap yang dipadukan dengan sambal semata.
Tak ada lauk pauk istimewa, seperti orang biasanya ketika menyantap makanan sehari-hari.
"Untuk membantu anak saya, setiap dua kali dalam sebulan saya mengirim uang untuk anak saya, bisa sampai Rp 3 Juta, itu terlalu berat bagi kami,” imbuhnya membeberkan.
Warjinem dan Paidin saat ini bekerja sebagai penjual susu keliling dan tukang pijat.
Hasil keringat mereka kemudian ditabung untuk membantu DI dan kedua anaknya bertahan hidup di Suriah.
"Kami itu orang kecil, makan cuma seadanya, bapak saat ini kerja jadi tukang pijat dan saya jualan susu sapi,” tutur Warjinem.
“Untuk saya makan dengan sambel dan kecap sudah enak, sudah bersyukur demi anak-anak,” tambahnya.
Bantuan ekonomi kerap didapatkan Warjinem dan Paidin dari sanak saudaranya maupun orang di sekitar mereka.
“Siapapun yang mau membantu, berapapun nominalnya saya bersyukur, Allah yang akan membalasnya,” kata Warjinem.
Warjinem sempat berkeinginan menjemput DI dan kedua anaknya di Suriah.
Namun, keinginan itu dicegah DI karena resiko yang telalu besar.
• Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Bebaskan Mantan Wali Kota Sabang, Soal Kasus Lahan Rumah Dinas Guru
• Penggerebekan PSK oleh Andre Rosiade Tuai Polemik, Pihak Hotel Siap Buka Tabir Kejadian Sebenarnya
“Saya pernah bilang ke anak saya, dik, saya mau jemput kamu,
di mana pun saya berusaha jemput selama anak saya masih hidup, saya akan perjuangkan, saya mau ketemu,” ujar Warjinem.
“Anak saya mencegah saya dan bilang, hati-hati di sini rawan, urasannya sama nyawa, harus hati-hati melangkah,” tambahnya.
Warjinem dan Paidin berharap pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) mau membantu memulangkan DI dan kedua anaknya ke Indonesia.
"Semoga atas izin Allah anak saya selamat, bagaimana pun kalau di Indonesia kita bisa ketemu,
nanti saya perbaiki, saya rangkul lagi semoga Allah membukakan pintu tobat dan anakku hijrah ke jalan yang benar, kembali seperti waktu kecil,” kata Warjinem.
“Apabila, pemerintah kemudian mau mengkarantina, merehabilitasi, kami tidak masalah,
yang jelas kami berharap anak kami dipulangkan ke Indonesia,” pungkasnya. (*)
• Wabah Corona - Kondisi Terkini Mahasiswa Aceh di Natuna setelah Tiba dari China, Sehat dan Gembira
• Jaksa Stop Kasus SPPD Fiktif, Setelah Terima Surat dari Inspektorat
• Ustaz Somad Ungkap Perasaannya saat Jadi Korban Bullying: Di-bully Sementara, Sakitnya Agak Lama
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Nasib DI, Wanita yang Dibawa Suaminya Gabung ISIS, Nelangsa dengan 2 Anaknya di Pengungsian Suriah