Beredar di Media Sosial Kapan BCL Bisa Menikah Lagi, Netizen: Tidak Punya Hati Nurani

Laporan Firdha Ustin | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Beberapa hari lalu kabar duka datang dari pesohor tanah air di Indonesia.

Suami Bunga Citra Lestari atau biasa yang disapa dengan panggilan (BCL), Ashraf Sinclir, meninggal dunia pada Selasa (18/2/2020) pukul 04.00 WIB.

Diduga Ashraf Sinclair meninggal karena serangan jantung. Kepergian Ashraf yang begitu cepat membuat BCL terkejut.

Pasalnya, sesaat sebelum Ashraf mengembuskan napas terakhir, keduanya bahkan masih sempat berbincang-bincang seperti biasa.

Detik-detik kepergian Ashraf pun diceritakan langsung oleh sepupu BCL, Ivan Permana.

Ashraf meninggal dunia di usia yang masih sangat muda, 40 tahun.

Namun, apa hendak dikata, Tuhan telah mempunyai rencana terbaik.

Setelah ditinggal pergi sang suami, BCL tampak tabah, ia berusaha tegar, mengikhlaskan dan tampak menenangkan buah hatinya, Noah Sinclair.

Namun belum genap seminggu setelah kepergian Ashraf Sinclair, kini muncul postingan yang menghitung kapan masa iddah BCL habis.

• Viral Video Tumpukan Batu di Atas Rel Kereta Api, PT KAI Investigasi dan Lapor Polisi

• Aminullah/Tio Antar ATCG Lolos, Turnamen Tenis Baveti

• Nelayan Singkil Utara Kembali Mencari Nafkah Setelah Libur Kenduri Laut

Postingan tersebut memuat foto BCL sedang mengenakan hijab, dan menuliskan mulai tanggal kepergian Ashraf sampai menghitung bulan dimana masa iddah BCL habis.

Masa iddah di dalam agama Islam adalah sebuah masa dimana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya, baik diceraikan karena suaminya meninggal atau karena dicerai ketika suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan diri dari menikahi laki-laki lain.

Belum diketahui siapa yang telah mendesain gambar tersebut.

Kini gambar tersebut telah beredar di Facebook dan twitter, banyak netizen yang mengecam postingan tersebut.

Masih suasana duka, sepertinya tidak layak menghitung dan memposting masa iddah seseorang.

Dalam postingan akun Facebook Hasan Bisri, ia menuliskan "Agama Kebaikan, Agama mengatur untuk terwujudnya KEBAIKAN, jangan dibalik Agama diatur sebuah kepentingan".