Viral

Kisah Seorang Ayah Pengendara Ojol Mencari Keadilan atas Kecelakaan yang Menewaskan Putri Kecilnya

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bhianka Zhietara Rasyah, anak pengemudi Ojol yang sedang mencari keadilan.

Laporan Agus Ramadhan | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Seorang putri cantik bernama Bhianka Zhietara Rasyah, tewas setelah ditabrak mobil di Perumahan Permata Hijau Bogor, sekitar pukul 11.45 WIB, Kamis (23/1/2020).

Sang ayah yang mencari keadilan menuliskan kronologis kejadiannya.

Tulisan itu kemudian dibagikan akun Facebook Fahmi Firdaus di group BEKAKAS (Bergejil Suka Motor Bekas) pada Minggu (8/3/2020) pukul 23:58 WIB.

Sang ayah yang bernama Marwansyah, menjadi penemudi ojek online di wilayah Jakarta.

Istri dan anaknya tinggal di Perumahan Permata Hijau Bogor, Jawa Barat.

“Saya ingin memperjuangkan keadilan, secara hukum atas meninggalnya putri pertama saya,” tulis sang ayah.

Marwansyah menceritakan bahwa putrinya meninggal dunia karena kecelakaan yang tidak wajar.

Kepala Staf Angkatan Darat Italia Positif Virus Corona, Karantina Diperluas ke Seluruh Negara

Polisi Tangkap Mantan Datuk, Larikan Uang Gampong Alue Sentang Rp 378 Juta Lebih

Wakil Ketua DPRK Aceh Besar Dukung Gampong Neuheun Jadi Pertanian Berbasis Ekowisata

Ia menuturkan si penabrak merupakan warga perumahan tersebut, seharusnya dia sudah mengetahui situasi dan kondisi di dalam perumahan itu.

Ia pun meceritakan koronlogis kejadian hingga putrinya harus di kebumikan secara cepat dan dihalangi melapor ke polisi.

“Siang itu putri kami dan temannya bernama Dila sedang bermain di sekitar perumahan. Tanpa di sadari ada sebuah mobil Honda HRV berwarna putih yang nomor polisinya belum saya ketahui dan dikendarai oleh saudara Hermawan, datang dari arah luar perumahan dan menyebabkan putri kami beserta temannya yg sedang bermain tertabrak,” tulisnya.

Marwansyah mengungkapkan bahwa putrinya dalam kondisi kritis dan temannya Dila mengalami luka berat.

“Seseorang datang kerumah saya untuk memberitahukan istri saya. Setelah istri saya keluar dan menuju TKP, mobil si penabrak masih ada di situ,” tulisnya

“Istri saya mencari keberadaan putri saya di kolong mobil itu sambil berteriak dengan histeris "ARA nya mana !!?",” ungkapnya.

Sang ayah mengungkapakan bahwa putrinya tidak ada di kolong mobil, melainkan sudah ada di dalam mobil bersama tetangga yang lain dan si penabrak.

Kemudian keduanya meninggalkan lokasi tanpa memberitahukan istrinya yang sedang kebingungan mencari putrinya itu.

Kemudian Marwansyah yang mendapatkan kabar bahwa putrinya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

Dirinya dan keluarga di Jakarta langsung berangkat ke Bogor.

Sesampainya di Bogor, ternyata jenazah putrinya sudah di rumah duka.

Marwansyah mengungkapkan pkondisi jenroses dari dirinya melihat azah, dimandikan dan dikafankan semua terkesan disegerakan.

Padahal dari pihak keluarganya sudah menyampaikan bahwa masih ada keluarga yang sedang dalam perjalanan.

Kemudian, Marwansyah meminta jenazah putrinya untuk dimakamkan di Jakarta.

Namun, warga setempat menolak dengan alasan kasihan dengan jenazah jika lama-lama.

“Secara kondisi mental dan akal yang tidak sehat pada saat itu, maka kami sekeluarga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk mengambil setiap keputusan dalam keadaan terpaksa,” tulisnya.

Marwansyah mengaku tidak melihat dan bertemu dengan pihak penabrak sama sekali.

Akhinya, sekeluarga Marwansyah memutuskan untuk melapor ke pihak berwajib.

Namun, pihak warga setempat mencegah keluarga Marwansyah untuk melapor ke polisi dengan alasan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

“Kami sekeluarga mengerti betul bahwa ini adalah musibah dan kehendak dari Allah. Maka dari itu, kami sekeluarga mau di ajak secara kekeluargaan,” tulisnya.

“Tapi kenyataannya sampai saat ini setelah 40 hari lebih kami menunggu dan memberi kesempatan kepada si penabrak, ternyata tidak ada etikat baik maupun bentuk kekeluargaan yang di tunjukkan atau dilakukan secara langsung oleh si penabrak terhadap kami,” sambungnya.

Karena tidak adanya etikat baik dari penabrak, keluarga Marwansyah memutuskan untk membuat laporan polisi atas apa yang sudah menimpa putrinya.

“Namun, barang buktinya ternyata sudah berpindah tangan oleh si penabrak,” tulisnya.

Ada banyak rumor yang beredar bahwa si penabrak adalah calon lurah atau kepala desa.

Usut-punya usut, si penabrak juga merupakan anak dari mantan kepala desa.

“Sedangkan Saya dan istri hanyalah pendatang, karena kami asli Jakarta dan perumahan itupun saya dapatkan karena program kerjasama G***k dan B*N di tahun 2017 silam,” ungkapnya.

"Hingga kini, pelaku masih bebas berkeliaran tanpa diproses secara hukum," tulis Marwansyah lagi.

Oleh karena itu, dirinya dan sekeluarga minta dukungan bantuan moril, doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar permasalahan yang sedang mereka hadapi dapat terselesaikan sesuai dengan harapan dan ketentuan hukum yang berlaku.

Postingan itu hingga kini sudah dibagikan lebih dari 19 ribu kali dan disukai lebih dari 23 ribu pengguna media sosial facebook.(*)

Berita Terkini