Darurat Corona di Aceh, Unsyiah Perpanjang Kuliah Online sampai Ujian Final, Ini Imbauan Rektor
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh resmi memperpanjang masa pembelajaran secara online atau dalam jaringan (daring) hingga akhir semester genap 2019/2020.
Keputusan ini diambil Rektor Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng, Kamis (26/3/2020), berdasarkan pertimbangan kondisi penyebaran virus corona atau Covid-19, baik di tingkat nasional maupun di Aceh.
Dalam surat elektronik yang diterima Serambinews.com dari Humas Unsyiah disebutkan, sebelumnya Unsyiah sudah memberlakukan pembelajaran online daring selama dua minggu sejak 17–30 Maret 2020.
Namun ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Unsyiah memperpanjang masa pembelajaran online.
Di antaranya adalah keputusan Kepala BNPB No. 13A Tahun 2020, tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
Berikutnya Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.
“Selain itu, kita memantau kondisi penyebaran virus corona yang akhir-akhir ini kian mengkhawatirkan. Maka Unsyiah harus bertindak cepat untuk memutus mata rantai penyebaran wabah ini,” kata Prof Samsul.
• Ilmuan Temukan Obat Baru untuk Virus Corona, Sembuhkan 90% Meski Kondisi Pasien Kritis
• BREAKING NEWS: PDP Pertama yang Meninggal di Aceh Positif Corona
• Jubir Covid-19: PDP Kedua Meninggal Dunia di RSUZA Warga Aceh Utara
Rektor mengajak civitas akademika Unsyiah untuk menjaga kesehatan dan kebugaran dengan mengonsumsi makanan bergizi serta minum dan istirahat yang cukup.
Rektor juga meminta para civitas akademika Unsyiah menghindari interaksi sosial dan tidak berada di tempat keramaian jika tidak penting (physical distancing).
“Kita menghimbau segenap civitas akademika Unsyiah untuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya. Berdoa agar wabah Covid-19 dapat segera teratasi. Lalu menjalankan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 di mana saja berada,” imbau Rektor.
Selain itu, Unsyiah juga memutuskan bahwa selama pembelajaran daring untuk menggunakan aplikasi daring seperti aplikasi E-learning Unsyiah, aplikasi video conference, e-mail dan media sosial daring dalam pelaksanaan proses perkuliahan sampai akhir Semester Genap 2019/2020, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
Praktikum dalam bentuk lainnya yang relevan secara daring, dan proses pembimbingan tugas akhir/tesis/disertasi dan kegiatan pembimbingan lainnya.
Semua bentuk seminar/sidang mahasiswa dapat dilaksanakan di bawah koordinasi fakultas/pascasarjana, dengan mengutamakan penggunaan aplikasi video conference dan memperhatikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19, jika harus ada kegiatan dalam ruangan.
Begitu pula dengan kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa di laboratorium, dapat dilaksanakan atas izin pimpinan fakultas dan memperhatikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
Kegiatan penelitian berlokasi di luar kampus tidak diperkenankan.
Selanjutnya, Unsyiah memperbolehkan mahasiswa untuk kembali ke tempat asal masing-masing dan harus melakukan self-isolated selama 14 hari.
Sementara dosen dan tenaga kependidikan tidak dibenarkan meninggalkan kota Banda Aceh jika tidak ada hal penting.
Pada Surat Edaran yang berlaku sampai 29 Mei 2020 tersebut, Rektor juga memutuskan bahwa rapat atau pertemuan dilaksanakan secara daring dengan menggunakan aplikasi video conference (untuk pertemuan lebih 40 menit, UPT TIK menyediakan layanan aplikasi Zoom berlisensi).
Begitu pula dengan rapat tertentu dapat dilaksanakan secara tatap muka langsung atas persetujuan Rektor, Dekan, atau Direktur Pascasarjana, dengan peserta maksimal 10 orang dan menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
Ketentuan lain dalam Lampiran Surat Edaran Rektor No. B/1491/UN11/KP11.00/2020 tetap berlaku, kecuali hal-hal yang telah diatur kembali dalam surat edaran ini.
“Melalui keputusan ini kita berharap, agar terbangun kesadaran bersama. Bahwa wabah ini akan segera berlalu jika setiap kita peduli dan patuh dengan protokol yang telah ditetapkan dalam penanganan virus yang mematikan ini,” demikian Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng.(*)