Ungkap Kengerian Lockdown, Mahfud: Di AS Sudah Borong Senjata, Siapa yang Kuat akan Dapat Makanan

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfud MD Menkopolhukam

SERAMBINEWS.COM - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap kengerian yang terjadi di sejumlah negara akibat kebijakan lockdown.

Diketahui, sejumlah negara mengambil kebijakan lockdown untuk mengurangi persebaran Virus Corona.

Namun, menurut Mahfud MD kebijakan lockdown untuk menangani Virus Corona tak tepat jika dilakukan di Indonesia.

()

Mahfud MD dalam tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020). (YouTube Talk Show tvOne)

Melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (28/3/2020), Mahfud MD mulanya mengungkap kewenangan setiap daerah untuk membuat kebijakan penanganan Virus Corona.

"Sekarang kan daerah sudah mengambil tindakan sendiri-sendiri ya, sudah boleh berdasarkan kewenangannya sekarang gubernur itu adalah kepala gugus tugas percepatan penanggulangan Corona," kata Mahfud.

"Itu semua kepala daerah begitu (tugasnya)."

Meksipun diberikan kewenangan, setiap kepala daerah memerlukan izin pemerintah pusat untuk melakukan lockdown.

Karena itu, Mahfud MD menyebut semua daerah belum disarankan melakukan lockdown meski jumlah korban Virus Corona semakin bertambah.

"Cuma untuk melakukan karantina wilayah itu memang menurut undang-undang harus melalui izin pemerintah pusat," ujar Mahfud.

"Itu ketentuannya, diatur dalam Pasal 60 Undang-undang Nomor 6 tahun 2018."

Namun, menurutnya kini banyak daerah yang sudah mulai giat melakukan pencegahan persebaran Virus Corona.

Menurut Mahfud, pemerintah pusat selalu memantau perkembangan pencagahan Virus Corona dengan menjalin komunikasi intensif dengan kepala daerah.

"Jadi kita harus mengaturnya, dan menurut saya daerah-daerah sekarang sudah mulai giat kok," kata Mahfud.

"Kita setiap hari koordinasi dengan daerah melalui teleconference, melalui macam-macam saluran kita bangun," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan penanganan Virus Corona dengan karantina wilayah ataupun lockdown tidak tepat dilakukan di Indonesia.

Terkait hal itu, Mahfud mengungkap kengerian yang terjadi di sejumlah negara setelah memberlakukan lockdown.

"Cuma masalah karantina wilayah, masalah lockdown dan sebagainya yang sebenarnya istilah itu tidak tepat untuk Indonesia," terang dia.

"Karena bagi saya lockdown kalau contohnya seperti yang sekarang terjadi di berbagai negara kan mengerikan."

Bahkan, Mahfud menceritakan di Amerika sudah warga bahkan membawa senjata hanya untuk berebut makanan dengan orang lain.

"Di Amerika kan sekarang sudah borong senjata, kalau lockdown mereka akan berebutan senjata dengan siapa yang kuat dia yang dapat ambil makanan," tukasnya.

Simak video berikut ini menit ke-12.33:

 

Solusi Kurangi Angka Kematian Pasien Corona

Pada kesempatan lain, Influencer muda, dr Tirta Mandiri Hudhi mengatakan karantina wilayah adalah hal yang harus dilakukan demi mencegah meluasnya persebaran Virus Corona (Covid-19).

Dikutip dari YouTube Kompastv, Jumat (27/3/2020), awalnya presenter SAPA INDONESIA MALAM menanyakan pendapat dr Tirta terkait angka kematian pasien Covid-19.

dr Tirta menjelaskan bahwa jumlah pasien Covid-19 yang semakin membengkak adalah penyebab utama naiknya angka kematian pasien Covid-19.

"Ketidakcukupan tempat pelayanan, membludak," kata dr Tirta.

"Jadi sekarang itu adalah rujukannya cukup, tapi banyak pasien yang ketolak, karena banyak orang yang datang ke sini kondisinya sudah memburuk," sambungnya.

dr Tirta mengusulkan sebuah solusi untuk mengurangi angka kematian pasien Covid-19.

Ia menjelaskan hal yang harus dihentikan adalah tingkat persebaran Covid-19.

"Saran saya untuk mencegah mortality rate (tingkat kematian) semakin tinggi, itu kita harus mengendalikan infection rate-nya (tingkat persebaran virus -red), karena garda di depan sudah down ini," ujar pria lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut.

dr Tirta menyinggung korban meninggal tenaga medis juga harus dianggap sebagai sesuatu yang darurat.

"Itu 80an (pasien meninggal Covid-19), sepuluh persen di antaranya adalah tenaga medis, itu hal yang paling harus jadi krusial," katanya.

Kemudian dr Tirta menjelaskan satu-satunya jalan mengatasi Covid-19 adalah karantina wilayah yang menjadi pusat persebaran virus, yakni Jakarta.

"Mau enggak mau tutup Jakarta," tegasnya.

dr Tirta mengatakan hal tersebut harus diambil, meskipun akan ada suara kontra, dan penolakan dari publik.

"Kalau nanti ada yang tanya, berarti nanti transportasi gimana? Mau dilanjutin apa enggak, ini tetap hancur," tandasnya.

Diskusi dengan Anies Baswedan

Pada segmen sebelumnya, dr Tirta mengakui ia telah bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan berdiskusi soal solusi penanganan masalah Covid-19.

Saat bertemu dengan Anies, Tirta mengatkan kondisi perekonomian di Indonesia sudah terlanjur turun, maka mau tidak mau harus segera berani mengambil suatu kebijakan tegas, meskipun tetap akan ada pengorbanan yang harus diambil.

"Saya kemarin sudah ketemu Pak Anies juga, saya sudah sarankan kalau bisa banget, ini sama-sama buruk, mau kita enggak karantina wilayah, atau pun karantina wilayah, ekonomi itu sudah turun," ujar Tirta.

Pria pemilik bisnis perawatan sepatu tersebut juga menceritakan bagaimana rekannya sesama pengusaha mengalami penurunan omset yang drastis, karena adanya Covid-19.

"Jadi saran saya kalau bisa, yang mau ke Jakarta itu ditolak, yang keluar Jakarta ditolak," tegas dr Tirta.

Tirta mengatakan ada tiga tempat yang masih diperbolehkan untuk dibuka, apabila karantina telah diberlakukan.

"Di rumah saja tetap dilanjutkan, yang nongkrong bubarin semua, mal tutup, hanya tiga hal menurut saya yang boleh buka," katanya.

Ketiga tempat tersebut adalah, pasar, SPBU, dan instansi publik seperti kantor polisi, rumah sakit, dan markas TNI. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Anung Aulia)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Bahas soal Lockdown, Mahfud MD: Di Amerika Sudah Borong Senjata, Siapa yang Kuat akan Dapat Makanan

Berita Terkini