Jadi, kenapa pria lebih rentan?
Profesor Sarah Hawkes, direktur UCL Center for Gender and Global Health, tidak dapat memastikan penyebabnya.
Awalnya, merokok direkomendasikan sebagai kemungkinan penyebab risiko kematian akibat Covid-19 ini.
Di China, hampir 50 persen pria, merokok dan hanya 2 persen wanita yang merokok di negara tersebut.
Selain itu, perbedaan mendasar dalam kesehatan paru-paru pria, diasumsikan berkontribusi pada gejala yang lebih buruk, dari infeksi virus corona, SARS-CoV-2 ini.
• Ramadan Sebentar Lagi, Bolehkah Niat Puasa Sekali Untuk Sebulan? Berikut Lafadz dan Tata Cara Niat
Perokok pria lebih berisiko
Hipotesis merokok sebagai penyebab kematian paling berisiko dari wabah virus corona ini telah dirangkum dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan lalu.
Dalam makalah tersebut menemukan, sebanyak 12 persen perokok memiliki gejala ringan, tetapi 26 persen dari mereka berakhir dalam perawatan intensif atau meninggal.
Merokok ternyata juga dapat menjadi cara pertama penularan infeksi virus corona.
Sebab, perokok lebih banyak menyentuh bibir dan mungkin berbagi rokok yang terkontaminasi.
• Ribuan Cacing Tanah Muncul ke Permukaan Jadi Pertanda Gempa Bumi? Simak Penjelasan BMKG
Faktor perilaku berdasarkan gender
Sementara, faktor-faktor perilaku yang berbeda antar gender, mungkin juga dapat berperan dalam kerentanan seseorang terhadap penularan virus corona ini.
Dalam beberapa penelitian menunjukkan, pria cenderung mencuci tangan tanpa sabun.
Lebih sedikit dari mereka yang mencari perawatan medis dan lebih cenderung mengabaikan nasihat masyarakat.
Ini adalah generalisasi besar, tetapi di seluruh populasi di dunia menempatkan pria pada risiko yang lebih besar di tengah pandemi ini.