Dengan standar pelayanan bukan hanya menyelamatkan pengujung, tapi juga para pramusaji yang ada di kafe tersebut dari potensi terpapar Covid-19.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Kafe merupakan sebuah tempat berkumpulnya masyarakat. Tidak terkecuali di Aceh dan Lhokseumawe khususnya.
Sehingga dengan kondisi sekarang ini, di tengah pandemi Covid-19, tentunya para pemilik kafe haruslah menerapkan standar pelayanan sesuai dengan intruksi pemerintah dalam upaya antispasi penyebaran virus Corona.
Dengan standar pelayanan bukan hanya menyelamatkan pengujung, tapi juga para pramusaji yang ada di kafe tersebut dari potensi terpapar Covid-19.
Karena itu, Serambinews.com, pada Minggu (19/4/2020) berkunjung ke Stasion Premium Cafee yang letaknya tepat di sebarang jalan depan SBPU Kuta Blang Lhokseumawe.
Lokasinya luas, dan mayoritas meja-meja bagi pengujung terletak di ruang terbuka.
• Setelah AI Positif Corona, Lima Kerabatnya di Pidie Dilakukan Rapid Test
• Ulama Al Azhar Kairo: Tetap Wajib Puasa Ramadhan di Masa Wabah Corona, Kecuali Terjadi Hal ini
• Muazin Masjidil Haram Menangis, Ibadah Ramadhan Harus di Rumah
Meja pun diatur begitu jarak. Satu meja hanya tersedia tiga kursi. Antar kursi jaraknya pun sekitar 1,5 meter.
Pramusaji semuanya menggunakan masker dan sarung tangan plastik Bahkan hebatnya lagi, bagi pengujung yang datang tidak menggunakan masker, maka langsung didatangi pengelola kafe dan menyerahkan masker secara cuma-cuma untuk digunakan selama nongkrong di kafe tersebut.
Namun pastinya bukan hanya itu saja yang diterapkan pihak pengelola kafe dalam upaya antsipasi penyebaran Covid-19.
Masih ada beberapa langkah lagi, hingga ke penyemprotan disinfektan ke seluruh meja, kursi, dan lingkungan kafe tiap pagi.
Pengelola Stasion Premium Cafee, Tanzir, menjelaskan, virus corona yang semakin merebak membuat pemerintah mengeluarkan imbauan untuk melakukan social distancing.
Yakni menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak.
Sangat disarankan untuk membatasi aktivitas di luar rumah, supaya penyebaran virus tak makin masif.
Jadi sebut M Tanzir, di tengah situasi seperti ini, tentunya bisnis kuliner turut beradaptasi, demi menjaga keamanan bersama.
Sebab, tempat makan dan kafe menjadi salah satu titik berkumpulnya banyak orang.
"Sehingga kami pun harus memperketat higienitas dan keamanan kesehatan sebagai bentuk antisipasi terhadap virus corona,” ujarnya.
Langkah yang telah dilakukan, senantiasa memantau kesehatan karyawannya,. "Pemeriksaan suhu tubuh terhadap karyawan selalu dilakukan. Karyawan yang merasa tak enak badan pun disarankan untuk istirahat di rumah," ujarnya.
Untuk kebersihan sudah menjadi SOP. Meja, kursi, dan lingkungan kafe selalu dibersihkan dengan cairan disinfektan secara rutin,
Tiap pagi, mulai pukul 08.00-10.00 WIB, kursi dan meja selalu dijemur, Social distancing pun diterapkan di dalam kafe, yakni dengan memberikan jarak yang cukup jauh pada bangku dan meja pengunjung.
“Tempat kita luas ke belakang, jarak antara meja dengan meja pun masih bisa disetting sampai 2,5 metet. Istimewanya lagi, sebagai bentuk kepedulian, kami juga telah membagikan masker secara gratis kepada pengunjung,” kata Tanzir.
Lalu, tersedia hand sanitizer untuk para staf dan adanya tujuh hand washing (tempat cuci tangan) bagi pengunjung di beberapa sudut area kafe.
"Kami mewajibkan semua crew untuk mencuci tangan sesering mungkin, dan tidak bepergian ke tempat-tempat umum di luar jam kerja, kecuali sangat terpaksa.
Serta mewajibkan frontline crew dan tim dapur serta waiters untuk memakai masker serta sarung tangan sebagai upaya pencegahan,” paparnya.
Artinya, pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin untuk melindungi pengunjung sesuai dengan protokol antisipasi penyebaran Covid-19.
“Kita akan selalu mendukung inteuksi pemerintah,” pungkasnya.(*)