Mengubah hidup
Kepada tim yang mengunjungi lahan usahanya, Irwansyah berkisah, usaha cabai merah dia gerakkan sejak 2007 dengan modal awal hanya Rp150.000. Itu pun diperoleh dari upah memanjat dan mengumpulkan pinang dan mengupas kelapa.
Setiap hari, seusai shalat subuh, dia langsung bekerja mengolah lahan dan membuat bedengan di depan gubuknya. Hasil panennya bisa mencapai Rp 1.500.000. Irwansyah semakin fokus untuk menanam cabai merah.
Pada pertengahan 2008, ia semakin fokus untuk cabai merah. Dia menanami cabai hingga mencapai 700 pokok. Hasil panennya meningkat drastis, mencapai Rp 3 juta. Irwansyah tetap membudayakan kebiasaan berbagi dengan tetangga dan masyarakat. Ini juga bisa menjadi media ‘promosi’ sekaligus motivasi bagi yang lain.
Waktu terus berjalan. Pada 2010 hingga 2013, Irwansyah mengembangkan usaha dengan membeli bibit dan menanam sawit dari seribu kecambah. Dari hasil pesersemaian menghasilkan 800 bibit.
Karena bibit sawit harganya mahal, margin dan sisa bibit ia tanam secara gratis tanpa harus membeli. Sambil menunggu waktu tiga tahun, ia bekerja kembali mengumpulkan modal untuk pengembangan cabai merah.
Dari modal yang terkumpul, Irwansyah membudidayakan cabai merah di lahan seluas dua rante dengan jumlah tanaman cabai merah mencapai hampir 2.000 pokok. Hasil panen mendekati satu ton dari tiga kali panen dengan harga jual Rp 75.000/kg.
Sukses Irwansyah tidak hanya dinikmati sendiri. Kebiasaannya berbagi tetap dibudayakan. Bahkan dia membantu benih bagi masyarakat yang ingin menanam cabai merah namun tidak memiliki modal.
Keberhasilan Irwansyah diapresiasi oleh Bupati Aceh Tamiang yang turut memberikan lahan untuk ditanami pisang dan cabai merah.
Melamar pujaan hati
Irwansyah telah menjadi ikon perubahan di kalangan para milenial. Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkannya untuk terus bereksperimen dalam usaha tani.
Sukses usaha pertanian Irwansyah selalu menghiasi halaman media sosial termasuk akun facebook-nya, Irwansyahi Eben. Setiap unggahan Irwansyah menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi yang lain.
Komentar positif bermunculan dari para netizen, termasuk seorang gadis bernama Nia yang kini menjadi pendamping hidupnya. Nia mengaku kecantol pesona Irwansyah termasuk teknologi cabai merah yang dipraktikkannya.
Kisah asmara Irwansyah-Nia terus berlanjut hingga akhirnya sang arjuna melamar pujaan hati. “Modalnya, juga dari hasil cabai merah,” kata Azis mengutip pengakuan sang inovator.
Kini, Irwansyah sedang dalam penyelesaian program sekolah paket C (SMA). Ia juga mulai merajut asa untuk melanjutkan kuliah dan menjadi sarjana. Begitulah.(*)