Selebriti

Taleen Hindeleh: "Aku Ingin Terbang, Tidak Ada yang Bisa Memotong Sayapku"

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taleen Hindeleh, penyanyi muda Jordania, memainkan piano di rumahnya, di Amman.

SERAMBINEWS.COM, AMMAN – Penyanyi muda berbakat Lebanon, Taleen Hindeleh selama dikurung di rumah, seusai pemerintah memberlakukan lockdown atau penguncian terus belajar bermain piano.

Hindeleh mengaku dikarantina di rumah bersama ayahnya, seorang penyanyi profesional dengan segudang kelebihan.

“Dia membimbing dan melatih saya bernyanyi atau bermain piano,” kata mahasiswa berusia 20 tahun.

Otoritas Jordania memberlakukan jam malam yang ketat mulai 21 Maret 2020, dengan ratusan orang ditangkap karena pelanggaran.

Pembatasan gerakan siang hari telah mereda, tetapi jam malam tetap berlaku di malam hari, warga dilarang keluar rumah.

Dengan kondisi itu, Hindeleh meluapkan emosinya dengan bernyanyi dan bermain piano bersama ayahnya.

"Aku ingin terbang, tidak ada yang bisa memotong sayapku," kata Taleen Hindeleh saat keluar dari kamarnya.

Dia langsung menyanyikan lagu karya seniman Lebanon pemenang penghargaan Hiba Tawaji.

Hindeleh juga menjadi juri kontes bakat online untuk menyibukkan pemuda Jordan yang terkurung di rumah.

Kontes itu terbukti sukses, dengan ribuan yang berpartisipasi dan jutaan yang menonton.

Shirine Zaata: “Waktunya Bersama Keluarga”

Saba Qamar: “Hidup Ini Terlalu Singkat dan Tidak Dapat Diprediksi.”

Gigi dan Serena Perankan Tenis virtual, Ada Hadiah Besar

Mahmoud Azzazi (22) yang  tinggal di lingkungan kelas pekerja di ibukota Amman dan sedang belajar kuliner, mengalihkan pikirannya ke musik selama lockdown..

Dia adalah salah satu pemenang hadiah seusai membawakan lagu "Sway," yang terkenal oleh Dean Martin.

Kementerian Kebudayaan Jordan meluncurkan kontes "My talent from my home" pada akhir Maret 2020, dan telah menarik lebih dari 67.000 peserta dan 18 juta pandangan di jejaring sosial.

Dengan anak-anak di bawah 16 tahun dilarang meninggalkan rumah, kecuali dalam keadaan darurat, dan sekolah serta universitas masih ditutup, kontes telah menyediakan outlet kreatif bagi banyak orang muda.

Azzazi mengatakan kemenangan itu mendorongnya untuk memperbaiki suaranya. "Saya berharap untuk menjadi penyanyi profesional di masa depan," katanya.

Kontestan dibagi menjadi dua kelompok, berusia 10 hingga 14 tahun dan 15 hingga 25 tahun.

Kategori termasuk musik, puisi, menggambar dan mendongeng.

Peserta harus memposting video pendek di media sosial dengan tagar Arab "bakat saya dari rumah saya," di akun Facebook dan YouTube kementerian budaya.

Lima artis menilai video dan jumlah penayangan serta suka di media sosial dipertimbangkan, bahkan televisi Jordania menyiarkan sejumlah entri pemenang penghargaan setiap minggu.

Seratus hadiah diberikan setiap minggu, dengan pemenang diumumkan di televisi dan di situs web kementerian.

Hadiah berkisar 100 hingga 1.000 dinar atau 140 sampai 1.400 dolar AS atau sekitar Rp 2,1 juta sampai Rp 21 juta.

Hadiah dinilai sepadan, karena rata-rata upah bulanan di Jordania sekitar 600 dolar AS atau sekitar Rp  juta.(*)

Berita Terkini