Malam itu juga Ismail kembali memesan tiket Lion Air yang terbang pada Senin (11/5/2020) pagi tadi.
“Alhamdulillah akhirnya dapat tiket Batik Air pukul 08.00 pagi,” kata Ismail Rasyid.
“Panjang sekali proses berangkat. Alurnya kira-kira, Rapid Test Covid, tunggu hasil test, surat keterangan kematian, surat keterangan dokter, booking pesawat yang sangat ribet, sampai di bandara diperiksa berlapis, ditambah pemeriksaan dokter di bandara, dan mengisi beberapa formulir,” urainya.
Ismail Rasyid mengatakan, persyaratan-persyaratan terbang di masa pembatasan ini memang sudah sewajarnya diterapkan, untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19.
Hanya saja, kata Ismail, beberapa persyaratan terkesan terlalu dipaksakan.
Misalnya, persyaratan harus ada rapid test dengan hasil negatif, tapi masih diminta surat keterangan dari dokter.
“Sedangkan hasil dari lab sudah sangat jelas outputnya, mengapa harus minta keterangan dari dokter lagi?,” kata Ismail Rasyid.
Selain itu, lanjut Ismail Rasyid, tidak semua rumah sakit bisa menerima orang yang akan melakukan rapid test.
Seharusnya, pemerintah menyediakan alat dan tenaga rapid test ini di semua fasilitas kesehatan, terutama di tempat-tempat banyak pelaku dan aktivitas bisnis.
“Harus ada pelayanan yang prima sebagai back up untuk implementasi aturan yang dibuat pemerintah,” kata Ismail Rasyid.
Menurutnya, hal ini sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang akan melakukan perjalanan secara dadakan, seperti musibah, orang kecelakaan kerja, dan lain-lain.
“Hari minggu atau hari libur banyak rumah sakit tidak masuk dokter umum atau praktek, hanya ada di IGD, sehingga tidak bisa terlaksana proses pemenuhan persyaratan tersebut,” katanya.
Dengan segala permasalahan tersebut, Ismail Rasyid menyarankan kepada orang-orang yang ingin melakukan perjalanan untuk berpikir lebih dalam sebelum memutuskan membeli tiket pesawat.
“Jika belum bisa diselesaikan semuanya (tidak lengkap) maka jangan booking tiket dulu, karena airline mempersyaratkan semua dokumen tersebut harus discan dan dikirim ke mereka,” ujarnya.
Keadaan akan semakin rumit ketika saat di bandara petugas menjalankan SOP yang berbeda-beda antara satu dengan lain, dan berbeda pula dengan peraturan tertulis.