Pasien Diminta Kembali Besok Pagi, Datang Jelang Puskesmas Pidie Ditutup

Editor: bakri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPRK Pidie melakukan sidak ke Puskesmas Pidie.

SIGLI- Pasien bernama Manfaluthi (38) warga Gampong Barat, Kecamatan Pidie tidak bisa berobat ke Puskesmas Pidie, karena jelang ditutup, baik adminstrasi maupun hal lainnya. Puskesmas ini bukan rawat inap, sehingga ada jadwal pelayanan kepada masyarakat yang telah ditetapkan, sesuai ketentuan pemerintah.

Kepala Puskesmas Pidie, dr Susi Yanti Eka Sartika yang dikonfirmasi Serambi, Kamis (29/5) menjelaskan, berdasarkan laporan petugas ada pasien bernama Manfaluthi yang pergi bersama istrinya untuk berobat gatal-gatal. Dikatakan, isteri pasien mengambil kartu berobat jelang Puskesmas akan ditutup.

"Petugas memberikan penjelasan pada istri pasien, bahwa besok pagi saja datang berobat dan diterimanya, tetapi pasien tidak terima," jelasnya. Menurutnya, bersamaan dengan pasien Manfaluthi juga datang pasien emergency yang mengalami pembekakan di hidung yang keluar nanah dan merintih kesakitan, sehingga petugas memprioritaskan memberikan pelayanan kepada pasien emergency.

"Kalau pasien emergency tetap kita prioritaskan, karena butuh penanganan segera, meski belum membuat kartu berobat,” ujarnya. Tetapi, untuk pasien gatal-gatal harus membuat kartu, dan kalau layanan telah ditutup, dianjurkan berobat kembali besok pagi, tambahnya.

Dia mengaku akan tetap menerima masukan agar pelayanan di Puskemas Pidie semakin lebih baik lagi di masa mendatang. Susi menyebutkan, Puskesmas memberikan batas waktu pendaftaran mulai dari buat kartu hingga selesai terapi, karena semua data pasien masuk data online.

“Jika tidak ada pembatasan pelayanan, maka Puskesmas Pidie seperti rawat inap,” urainya. Susi menjelaskan pelayanan terhadap warga ada waktunya, sehingga petugas tidak harus pulang sampai malam hari, apalagi, terkadang jaringan internet macet. "Petugas harus memasukkan data pasien secara online, tapi terkadang jaringan internet bermasalah. Bahkan, data hari ini saja belum semuanya masuk lewat jaringan, mengingat kita tinggal di pedesaan," jelasnya.

Dia menambahkan, warga tidak mengerti dengan sistem online, sebab pasien berobat dan pasien rujukan harus dilakukan secara online.  " Terkadang kita memberikan edukasi kepada warga, dimana sebagian mengerti, tapi bagi yang tidak mengerti sangat susah kita jelaskan. Ancamam akan mengadu, padahal kita telah memberikan pelayanan secara maksimal," pungkasnya.

Sebelumnya, Manfaluthi yang pergi berobat bersama istrinya tidak bisa dilayani oleh petugas Puskesmas Pidie dengan alasan jadwal pelayanan telah ditutup. Manfaluthi (38) warga Gampong Barat, Kecamatan Pidie kepada Serambi, Kamis (28/5) mengatakan, dirinya datang ke Puskesmas Pidie bersama isterinya untuk berobat karena terjadi pembekakan pada kaki.

Namun, petugas di puskesmas tersebut justru menolak diberikan pelayanan, dengan alasan puskesmas telah tutup.  "Saat saya berobat di Puskesmas Pidie, jarum jam menunjukan pukul 15.37 WIB dan jadwal yang ditempel, bahwa aktivitas pelayanan sampai pukul 16.30 WIB. Artinya masih adanya waktu bagi petugas untuk memberikan pelayanan," jelasnya.

Dikatakan, petugas kesehatan di Puskesmas Pidie, sedianya harus melayani warga yang datang berobat.  Dia beralasan mengacu kepada jadwal pelayanan yang ditempel didinding Puskesmas,, bahwa dari Senin hingga Kamis, jadwal pelayanan bagi masyarakat, mulai pukul 08.15 WIB hingga 16.30 WIB.

“Kenapa saya disuruh pulang, besok disuruh datang lagi untuk berobat. Alasan petugas sudah pukul 16.30 WIB.," jelasnya. Dia mengaku kecewa dengan pelayanan Puskesmas Pidie, karena tidak berpedoman pada jadwal yang telah ditempel pada dinding.(naz)

Berita Terkini