Laporan Ferizal Hasan I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Salah satu menu makanan khas di Kota Bireuen yang paling laris adalah sate matang Haji Syam Cureh.
Warung sate matang ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Lokasinya pun tidak pernah pindah, yaitu di Jalan Rel Kereta Api, tepatnya di depan atau di sebelah selatan Bank BNI 46 Cabang Bireuen.
Sate Matang Haji Syam Cureh namanya. Sejak dulu hingga kini setiap hari sangat ramai masyarakat yang menikmati Sate Matang Haji Syam tersebut.
Harganya pun sangat terjangkau yaitu Rp 3.000 per tusuk sate ditambah dengan kuah soto daging lembu yang sangat terasa enaknya serta bumbu kacang yang sudah dihaluskan dan dimasak.
Biasanya setiap masyarakat yang menikmati sate matang Haji Syam Cureh itu, tetap dimakan dengan sepiring nasi putih.
Banyak masyarakat yang makan bersama keluarga dan teman-temannya di warung sate itu, dan ada juga yang membeli bungkus membawa pulang ke rumah untuk keluarganya.
Warga yang membeli bungkus sate matang ini, juga rela antrian di depan gerobak sate tersebut.
"Saya sering membeli sate matang Haji Syam Cureh untuk anak-anak di rumah, karena rasanya enak dan murah," ucap Mariati, seorang ibu rumah tangga saat ditemui Serambinews.com di warung sate tersebut.
Pekerja di warung sate itu pun tampak sibuk membakar sate. Ada juga yang menyiapkan nasi dan kuah serta bumbu lainnya untuk pelanggan.
Pekerjanya lebih dari lima orang. Mereka memiliki tugas dan kesibukan masing-masing.
"Kami buka dari pagi hingga malam hari, alhamdulillah pelanggan sudah ramai sejak pagi hingga malam," kata seorang karyawan sambil mengipas sate di dapur sate.
Katanya, yang makan nasi sate tersebut buka hanya warga Bireuen.