8 Juni Kelahiran Presiden Soeharto, Putri Sulung Mbak Tutut Kenang Sikap Ayahnya Sebelum Lengser

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Soeharto dan Tutut Soeharto

Kadang terlayang untuk mengadu kepada-NYA, “Ya Allah, ketika kami merasa lemah, Engkau hadir untuk memberi kekuatan pada kami. Tapi, ketika kami merasa sudah semakin bertaqwa, Engkau pun hadir untuk menguji kami.”

Karena situasi yang membebani pikir saat itu, saya memberanikan diri bertanya pada bapak : “Pak, boleh saya menanyakan sesuatu yang mengganggu hati saya saat ini?”

“Ono opo (ada apa)?” bapak bertanya.

“Selama ini saya merasa, kita semua sudah taat pada NYA. Tapi kenapa, Allah masih menguji kita begitu beratnya?”, keluh saya.

Sangat bijaksana dan dalam jawaban bapak : “Allah sedang menguji kesabaran kita, mampukah kita menerima ujian yang Allah beriken, atau kita akan menyerah dalam setiap peristiwa yang Allah beriken, terpasrah patah tanpa iman.” Bapak berhenti sejenak lalu menyambung kembali wejangannya, “Coba kamu pikirken wuk, kamu masuk sekolah dari kelas 0 sampai dengan universitas, pada setiap kenaikan kelas, pernah tidak kamu tidak diuji?”

“Selalu diuji pak”, jawab saya

Soeharto (Kolase Tribun Jabar)

“Apalagi ilmu Allah yang begitu tingginya. Tentu ujiannya lebih berat dan berbeda dengan ujian sekolah.” Lanjut bapak. “Tapi kalau kamu sabar, istiqomah dalam menjalanken sholat 5 waktu serta perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah, kamu rajin bersedekah membantu orang lain, dan kamu selalu baik dengan orang lain, insya Allah kamu akan dapet melewati semua ujian yang Allah berikan wuk .” Bapak berhenti sebentar. “Bersyukurlah kita masih diuji Allah, artinya, kita diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik kalau kita dapat melewati semua ujian dengan baik, dan itu menunjukkan bahwa Allah menyayangi kita.”

Saya terpukau mendengarkan semua petuah orang bijak di hadapan saya. Alhamdulillah beliau bapak saya.

Bapak melanjutkan wejangan nya, “Kamu harus banyak baca Al-Qur’an wuk, tapi harus dengan artinya. Agar kamu tahu, apa yang sebenarnya Allah inginkan dari kita. Dengan mendalami isi Al-Qur’an, insya Allah kamu akan mendapat petunjuk dari Allah SWT. Aamiin. Disana kamu akan mendapatken doa-doa yang Allah ajarken untuk kita. Ya… pasti baik doa-doa tersebut, karena dari Allah.”

“Sudah jangan bersedih lagi.” Bapak berkata sambil memeluk saya, dan menjenggung (memukul sayang dengan genggaman tangan) dahi saya. Saya mencium tangan bapak. “Anak bapak harus kuat. Gusti Allah tidak sare, suatu saat nanti, bila sudah saatnya, Allah akan menunjukkan, mana yang bener dan mana yang salah. Kita hadapi semua dengan senyum, dan selalu bersandar pada ajaran NYA. Jangan lupa pesen bapak, sabar dan jangan dendam. Libatken selalu Allah dalam hidup kamu”.

“Apa saya bisa sekuat bapak?” ragu saya bertanya.

Mantan Presiden RI Soeharto (kolase/sripo (tribun))

Sejak saat itu, dari tahun 1998, saya mengaji dengan mendalami Al-Qur’an sampai saat ini. Alhamdulillah saya mendapatkan guru yang hafal isi Al-Qur’an, baik arab maupun terjemahannya dari adik saya, Mamiek. Dan ternyata, apa yang bapak sampaikan kepada saya, semua ada di Al-Qur’an. Subhannalloh, terima kasih ya Allah, telah memilihkan saya dan adik-adik saya terlahir dari bapak yang bernama, H. M. Soeharto bin Panjang Kertosudiro dan ibu yang bernama, Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto binti H. KPH. Soemoharyomo.

Sahabat… tulisan ini saya buat, dalam rangka mengenang bapak saya, yang dilahirkan 99 tahun yang lalu, pada tanggal 8 Juni 1921. Sekelumit kenangan yang tak mungkin terlupakan. Dan selalu menjadi pegangan hidup saya agar saya tetap kuat seperti yang bapak harapkan.

Dengan tegas bapak menjawab: “Jangan pernah kataken tidak bisa, sebelum kamu mencoba”.

Keluarga Besar Soeharto (Getty Images Via BBC Indonesia)

Sahabat…, dengan segala tulus, terima kasih kami sampaikan, atas semua doa yang dilantunkan selama ini untuk bapak dan ibu kami. Berlipat ganda semoga Allah membalasnya. Aamiin.

Halaman
1234

Berita Terkini