Proses pengadaan ternak sapi dimulai pada Desember 2016 mencapai ratusan ekor dan saat itu sapi belum memiliki kandang ternak.
Laporan Asnawi Luwi |Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR - Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Aceh, melakukan penyelidikan (lidik) dugaan korupsi perternakan sapi di UPTD Insemilasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Aceh Besar mencapai Rp 158 miliar.
Dirreskrimsus Polda Aceh, Kombes Pol Margiyanta, kepada Serambinews.com, Rabu (17/6/2020) mengatakan, mereka saat ini sedang melakukan penyelidikan pengelolaan peternakan sapi di UPTD IBI Saree mencapai Rp 158 miliar.
Proses pengadaan ternak sapi dimulai pada Desember 2016 mencapai ratusan ekor dan saat itu sapi belum memiliki kandang ternak.
Kemudian, tahun 2017 dilakukan pengadaan pakan ternak di UPTD IBI Saree.
Namun, pengadaan pakan ternak itu pada akhir Desember 2017, bahkan anggaran cukup besar dialokasikan tahun 2019 hingga 2020 agar ternak sapi tersebut berkembang namun tak sesuai dengan harapan anggaran yang telah dihabiskan.
Akibatnya, ternak tersebut kurus dan tak terurus sehingga menjadi sorotan publik karena menelan anggaran ratusan miliaran. Mereka telah mengumpulkan bahan keterangan (Pulbaket).
• Kisah Pilu Ibu Hamil Ditolak Rumah Sakit, Tak Ada Biaya Tes Swab Corona, Bayi Meninggal di Kandungan
• China Makin Gentol Buru Kapal Negara Lain di Laut China Selatan, Posisi Negara ASEAN Makin Kepepet
• Dua Wanita Dicambuk Usai Melahirkan
Bahkan, mereka juga telah memeriksa sejumlah saksi dari para karyawan atau pekerja yang menjaga ternak sapi di UPTD IBI Saree tersebut.
Dan, mereka juga akan melakukan penyelidikan terhadap proses tender atau pengadaan ternak sapi untuk UPTD IBI Saree dibawah Dinas Peternakan Aceh.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala UPTD IBI Saree, Zulfadli, kepada Serambi, Jumat (5/6/2020) mengatakan, jumlah ternak sapi 480 ekor jantan dan sapi betina dan ada sapi yang sakit dan lurus.
Hal ini, Menurut dia, karena kekurangan pakan konsentrat (pakan tambahan), hijauan dan khusus konsentrat dua bulan telah drop.
Namun, kedepan mereka akan maksimalkan pemotongan rumput hijau makanan tanah (HMT) tiga kali lipat dari yang selama ini dipotong.
Menurut dia, pengembangan sapi tersebut adalah untuk pilot projek namun, karena sapinya terlalu banyak dan ada yang beranak dan belum dikeluarkan untuk dipeliharakan kepada warga sehingga ternak tersebut ada yang kurus.
Tetapi, kedepan mereka akan maksimalkan rumput hijauan dan memanfaatkan lahan pemerintah di daerah itu," ujar Zulfadli.
Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) mengungkapkan rincian alokasi anggaran untuk proyek pengemukan sapi di UPTD IBI Saree, Aceh Besar mencapai Rp 158.640.254.000.
Jumlah anggaran itu dialaokasikan dalam dua tahun yakni 2019 dan 2020.
Rinciannya, pada tahun 2019 pengadaan pakan konsetrat untuk peternak sebesar Rp 2.331.350.000, pengadaan hijauan pakan ruminasia sebesar Rp 1.808.904.000,
pembangunan padang pengembalaan sebesar Rp 1.500.000.000. Sementara tahun 2020 Pemerintah Aceh mengalokasikan pengadaan bibit sapi sebesar Rp 88.000.000.000, dan pakan ternak sapi sebesar Rp 65.000.000.000.
"Jadi Pemerintah Aceh sudah mengeluarkan anggaran ke UPTD tersebut sejak tahun 2019 dan tahun 2020 sebesar Rp 158.640.254.000 dan ini berdasarkan pagu anggaran di APBA Aceh," ujar
Koordinator MaTA, Alfian, Kepada Serambinews.com, dalam rilisnya, Sabtu (6/6/2020).
Namun, fakta di lapangan menunjukkan kondisi saat ini, sapi dengan jumlah 400 ekor lebih dalam kondisi kurus dan terkesan tanpa makanan seperti tidak terurus secara benar.
Kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan rencana awal dimana Pemerintah Aceh membangun perencanaan dengan anggaran yang besar.
Menurut Alfian tata kelola anggaran patut diduga ada potensi korupsi dan pengelolan sapi saat ini juga sangat memprihatinkan.
"Ini menjadi peristiwa berulang terhadap tata kelola pemerintah yang buruk dan tidak dapat ditoleransikan lagi dan uang rakyat harus dikelola dengan benar dan satu rupiah wajib dipertangungjawabkan," ujar Alfian.
Seperti diketahui, tahun 2017 pengadaan sapi 400 ekor di Agara dan tahun 2018 pengadaan di Aceh Tenggara 300 ekor sapi betina dan 1.500 ekor kambing.(*)