SERAMBINEWS.COM – Pandemi virus corona yang telah melanda seluruh dunia telah mengganggu aspek kehidupan manusia.
Aspek ekonomi dan pendidikan adalah aspek yang paling terpukul dari pandemi virus corona ini.
Membuat sebagaian orang memaksa dan memikirkan cara yang keras agar tidak terbelenggu terus menerus.
Seperti yang dialami oleh salah seorang Ibu bernama Maria Tambo asal Peru.
Ia dan putrinya pertama kali datang ke ibukota Peru dari sebuah desa terpencil di hutan hujan Amazon, untuk bekerja dan menyekolahkan anak tertuanya.
Tetapi ketika Covid-19 menghantam Peru, negara itu terhenti.
• Kisah Pilu Ibu Hamil Ditolak Rumah Sakit, Tak Ada Biaya Tes Swab Corona, Bayi Meninggal di Kandungan
Lebih dari 70 persen orang bekerja di sektor informal, dan Pemerintah Peru mengambil kebijakan lockdown membuat Tambo kehilangan kesempatan kerja.
Setelah hampir dua bulan mereka dikurung dalam ibukota Lima, Peru.
Mereka tidak memiliki uang lagi untuk membayar kamar sewaan atau membeli makanan.
Akhinya, Tambo memutuskan untuk kembali ke desa mereka di wilayah Ucayali yang berjarak 563 Km jauhnya.
Dengan transportasi umum ditutup, satu-satunya pilihan adalah melakukan perjalanan dengan berjalan kaki.
"Saya tahu bahayanya saya menempatkan anak-anak saya, tetapi saya tidak punya pilihan," kata Tambo, mengutip dari CNN, Kamis (18/6/2020).
• Kisah Siswa Demi Mendapatkan Sinyal Internet Untuk Ujian Online, Rela Habiskan 24 Jam di Atas Pohon
"Saya mati berusaha keluar dari sini atau mati kelaparan di kamarku," ujarnya.
Koresponden CNN bertemu Maria Tambo, melalui grup WhatsApp di mana ribuan orang Peru berbicara tentang bagaimana Tambo dan keluarganya akan meninggalkan Lima untuk kembali ke rumah mereka.
"Aku belum meninggalkan rumahku sejak pemerintah mengumumkan lockdown," kata Tambo.