* Dua Perusahaan Migas Siap Investasi
BANDA ACEH - Aceh berpeluang mendapatkan sumber minyak dan gas (migas) baru di Blok Singkil dan Blok Meulaboh. Hal ini berdasarkan studi bersama (Joint Study Assesstment/JSA) yang dilakukan perusahaan migas asal Singapura, Conrad Petroleum, di Blok Singkil dan Blok Meulaboh.
Dalam JSA tersebut, Conrad Petroleum menggandeng Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Frontier Point Ltd dan Universitas Trisakti.
Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Teuku Mohamad Faisal, melalui Kepala Divisi Eksplorasi dan Eksploitasi, Ibnu Hafizh, Rabu (1/7/2020), mengatakan, adanya potensi migas ini terungkap dalam pemaparan presentasi akhir studi bersama di Wilayah Kewenangan Aceh, pada minggu lalu.
Presentasi dilakukan oleh Conrad Petroleum dan North West Aceh (ONWA) untuk Offshore South West Aceh (OSWA) Blok Singkil dan Blok Meulaboh oleh Frointier Point Ltd di hadapan Tim Penawaran Wilayah Kerja (WK) Migas Aceh.
Ibnu Hafizh menyampaikan, dalam presentasi tersebut disebutkan bahwa Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd berminat melanjutkan hasil studi bersama ke penawaran langsung untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di area tersebut.
Untuk itu, Conrad Petroleum Ltd dan Frontier Point Ltd diminta segera menyampaikan hasil studi dan keputusan atas tindak lanjut joint study tersebut kepada Direktur Jenderal Migas EDSM c/q Tim Penawaran WK Migas Aceh, paling lambat selama 14 hari kerja sejak kegiatan presentasi dilakukan pada 26 Juni 2020.
Pelaksanaan studi bersama lanjut Hafizh, juga dinyatakan telah selesai, baik Conrad Petroleum Ltd maupun Frontier Point Ltd, dan juga sudah disampaikan pada presentasi akhir studi bersama mereka kepada Tim Penawaran Migas Aceh, yang terdiri atas Pemerintah Pusat diwakili oleh Ditjen Migas, Pemerintah Aceh diwakili oleh Dinas ESDM Aceh, BPMA dan Civitas Akademik.
“Ini merupakan bukti bahwa industri hulu migas di Aceh semakin menunjukkan trend positif, dimana minat dari perusahaan-perusahaan migas dalam dan luar negeri untuk berinvestasi cukup tinggi,” kata Hafizh.
Untuk diketahui, Conrad Petroleum merupakan perusahaan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas bumi (migas) Singapura dengan kantor pusat operasionalnya di Jakarta. Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM sudah mengeluarkan izin kepada Conrad Petroleum ntuk melakukan Joint Study terhadap wilayah perairan Meulaboh sampai Singkil.
Perwakilan Conrad Petroleum, Radian Zuhri Hartama saat bertemu dengan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Banda Aceh, Rabu (7/8/2019) lalu mengatakan, Joint Study di perairan Meulaboh hingga Singkil itu dilakukan untuk menilai potensi minyak dan gas bumi di wilayah tersebut. “Analisis dan evaluasi teknis ini meliputi penilaian ekonomi geologi, geofisika dan reservoir untuk kegiatan eksplorasi lanjutan,” ujar Radian.
Dalam melakukan Joint Study Assesment (JSA) tersebut, kata Radian, pihaknya saat ini ikut menggandeng Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Trisakti. Namun ke depan, Conrad juga akan melibatkan kampus lokal, yakni Universitas Syiah Kuala.
Sementara itu Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah meminta agar tahapan Join Study yang akan dilaksanakan oleh perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan terukur dan benar. Sebab aktivitas penambangan sumber daya alam sangat rentan dengan kerusakan lingkungan.
Kepala Divisi Eksplorasi dan Eksploitasi BPMA, Ibnu Hafizh, mengungkapkan, di Blok Meulaboh dan Blok Singkil, Aceh setidaknya bakal menghasilkan total sekitar 1,3 triliun kaki kubik gas (BCF) dan 192 juta barel minyak (MMBO).
“Total potensi di Blok Singkil dengan asumsi P50 adalah sebesar 296 miliar kaki kubik gas (BCF),” sebut Hafizh.