Tak sampai di situ, Nurul terus berupaya menempuh jalur kekeluargaan, dan meminta uang Rp 100 juta itu dikembalikan, dan tidak perlu disetor ke rekening milik ayahnya.
"Saya sempat nangis, dan meminta dikembalikkan saja uang saya cas. Bahkan, saat ditelepon, dia mencoba menyakinkan saya, seolah-olah uang itu sedang dilakukan pengiriman," ujarnya.
Namun, kata Nurul, hingga keesokan harinya, pada tanggal 16 Juni, uang yang dijanjikan tersebut tak kunjung dikirim oleh karyawati yang dikenal sebutan sultan tersebut. (*)