Ia melihat berita di TV setelah latihan pagi selesai dan mengira hanya ombak biasa dan terjadi di daerah pesisir.
Sore harinya ia kembali melihat berita dan menyaksikan sekitar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh hancur, kediamannya berada di sekitar masjid, sehingga ia mengambil kesimpulan untuk berangkat kembali ke Aceh untuk melihat keluarga.
Ia berangkat dari Malaysia ke Jakarta, karena masa itu penerbangan ke Aceh ditutup.
Mendarat di Jakarta, ia melanjutkan perjalanan ke Aceh via darat, naas keluarganya yang tersisa hanya dua orang adik sedangkan keluarganya yang lain menjadi korban tsunami.
Dua adiknya mengungsi di Jakarta, ia juga balik ke Perak, Malaysia. Sebelumnya kontrak dengan pihak Manajemen Perak FC dua tahun, namun setahun setengah ia di Perak, Rachmadani memilih kembali ke Indonesia.
• Begini Cara SKULL Tetap Beri Dukungan untuk Persiraja yang Bermain di Yogyakarta, Lanjutan Liga 1
• Termasuk Persiraja, 12 Tim Ingin Pindah Markas ke Yogyakarta, Liga 1 2020 Dipusatkan di Pulau Jawa
Hal ini dilakukan Rachmadani karena khawatir pada dua adiknya yang ada di Indonesia. Rachmadani pun menerima tawaran dari klub Persibom Bolaang Mongondow agar lebih dekat dengan adik-adk yang saat itu berada di Jakarta.
Rachmadani menghabiskan dua tahun di Manado 2008/09 dan bergabung dengan PSMS Medan, pernah bergabung dengan klub di Pekanbaru dan balik ke Persiraja.
Rachmadani bergabung dengan Pro Duta FC selama 6 tahun, pada 2014/15, pernah menjuarai IPL, kala itu berlaga final dengan Persepal Palangkaraya berlokasi di Jogja.
Pria kelahiran Banda Aceh ini mengidolakan striker Persiraja Irwansyah (almarhum).
Baginya Irwansyah merupakan sosok striker komplit, shooting kiri dan kanannya maksimal, termasuk dengan heading dan memiliki postur tubuh ideal.
Rachmadani ketika membela Persiraja berposisi sebagai striker, namun ketika membela klub lain ia berposisi sebagai full beck.
Ia juga pernah melakukan training sepak bola di empat negara, yakni Italia, Jerman, Belanda, Thailand.
Pria yang telah berusia 35 tahun ini telah pensiun dari dunia sepakbola professional, meski demikian ia masih menyempatkan diri untuk bermain bola, dua kali dalam seminggu.
Rachmadani memberi pesan pada pecinta sepakbola khusunya anak muda Aceh, jangan takut bermimpi untuk menjadi bintang bola.
Jangan berpuas diri dengan latihan dengan klub, harus ada ekstra training agar ada perbedaan dengan teman-teman di klub.