SERAMBINEWS.COM, MEKKAH - Kota Suci Mekkah, Arab Saudi yang bersejarah telah menyambut para jamaah haji selama ribuan tahun.
Catatan terperinci tentang masa lalu dan masa kini terdapat di sejumlah museum Mekkah.
Sebanyak 10 museum menampung banyak artefak langka, budaya dan warisan kota suci melalui koleksi yang menarik.
Setiap museum memiliki jadwal pameran sendiri yang unik dengan spesialisasi mata uang Islam.
Kerajinan tangan Mekkah, warisan rakyat dan pameran umum yang mendokumentasikan Kerajaan di masa lalu.
Pameran Arsitektur Dua Masjid Suci menjadi salah satu museum paling terkemuka di Arab Saudi.
Bahkan, sebagai rumah bagi harta dan artefak yang telah berusia lebih dari 1.400 tahun.
Dibuka pada tahun 2000 pada masa pemerintahan Raja Fahd, berisi tujuh ruang utama yang menyimpan peradaban Islam, seperti dilansir ArabNews, Minggu (2/8/2020).
Pemandu wisata, Eitimad Ghazzawi, mengatakan pameran berisi harta dan peninggalan dari zaman sahabat Nabi Muhammad.
"Museum ini juga menyimpan seni dan sejarah Ka'bah dan Masjidil Haram."
Juga menampilkan lukisandari Dua Masjid Suci dan sebuah markas dari perluasan Masjidil Haram di Mekkah.
Barang tertua di museum dari zaman sahabat Nabi Muhammad, Abdullah bin Al-Zubair.
Berupa kolom kayu yang merupakan salah satu pilar dalam Ka'bah dan berusia hampir 1.300 tahun.
Ghazzawi menambahkan ada juga salinan Alquran yang ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan.
Berisi gambar, surat, dan kaligrafi yang elegan.
• Ibadah Haji 2020 Selesai, Tawaf di Kabah, Kembali ke Hotel dan Rumah untuk Dikarantina
• Jumlah Kasus Virus Corona Arab Saudi Terus Turun
• Pakar Virus Corona Arab Saudi Positif Covid-19, Terkenal di TV dan Media Sosial
Fahd Al-Maliki, Penyelia Umum Departemen Museum di Universitas Umm Al-Qura, mengatakan:
“Museum memiliki misi besar yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan badan budaya lain dalam hal pembangunan perkotaan dan meningkatkan selera publik."
“Mereka juga merupakan layanan yang harus didapat setiap anggota masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan budaya yang disediakan oleh museum, termasuk budaya secara visual."
"Bagi anak-anak dan remaja, kunjungan ke museum memainkan peran penting dalam menggerakkan emosi dan pikiran yang mencerahkan," tambahnya.
Dia mencatat peran museum tidak terbatas pada melestarikan kekayaan artistik, tetapi juga memperdalam budaya artistik.
“Museum sebagai tempat yang membantu pengunjung, baik cendekiawan atau orang biasa untuk belajar, dan mendapat manfaat dari komponen artistik dan budaya ini," ujarnya,
“Misi dari museum-museum di Mekkah ini memberikan kesempatan untuk mencapai kekayaan artistik dengan merenungkan isinya."
"Meliputi kreasi yang sangat baik dari nilai artistiknya, karena keasliannya dalam menyampaikan emosi dan pemikiran masyarakat Mekkah."
"Sehingga mencerminkan masyarakat Saudi dan membantu membangun nilai-nilai spiritual dan budaya."
“Museum di Mekkah saat ini merupakan pusat budaya yang mencerminkan budaya dan sejarah Kerajaan untuk meningkatkan kesadaran pendidikan dan budaya."
"Juga mengembangkan rasa memiliki di antara anggota masyarakat, dan menyampaikan pesan pendidikan dan budaya kepada pengunjung tentang sejarah leluhur mereka, " jelasnya.
“Pentingnya museum di Mekkah karena menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad. Kisah nabi terjadi di Mekkah, dan darinya cahaya kebenaran menyebar ke seluruh dunia," tambahnya,
“Museum-museum Mekkah mencerminkan transformasi dalam industri museum saat ini dan peran sentralnya, di samping berkontribusi pada pencerahan masyarakat.
Al-Maliki mengatakan kegiatan museum dikembangkan untuk memenuhi misi sejarah secara profesional.
Pemilik museum pribadi juga memamerkan peradaban dan pengembangan Mekkah.
Museum Warisan Manusia, yang dimiliki oleh Majdoua Al-Ghamdi, menceritakan kisah para pemimpin Kerajaan.
Museum ini meliputi peralatan rumah tangga yang digunakan di Mekkah sebelum listrik diperkenalkan, bagian tentang suku-suku Saudi.
Menampilkan peran penduduk kota dalam melayani para jamaah haji dan sejarah Madrasah kuno Al-Sawlatiyah, salah satu sekolah tertua di Arab.
Al-Ghamdi mengatakan museum termasuk koin Bizantium dan Romawi dari semua jenis, emas dan berbagai logam, termasuk dinar Islam, perak, dan emas yang digunakan selama era Umayyah.
Di samping itu juga adsasenjata seperti meriam, pisau, belati, pedang dan senjata.
Al-Ghamdi menunjukkan pameran museum pribadi mencerminkan preferensi pengunjung.
"Ini membuat kami lebih selaras dengan selera mereka, dan kami berusaha mensimulasikan visi budaya pengunjung dan merangsang semangat kreatif mereka," kata Al-Ghamdi.
Sami Kurdi, pemilik museum pribadi lainnya, mengatakan menghabiskan 40 tahun mengumpulkan benda-benda logam dan kisah perjuangan leluhur Mekkah dan peradaban besar mereka.
Museum Al-Kurdi menampung lebih dari 100.000 artefak, beberapa di antaranya berusia 200 tahun.
Ada pajangan cetakan lama Al-Qur'an, manuskrip, buku, koin, dan uang kertas dari 140 negara, peralatan rumah tangga, artefak kayu kuno, perangko, gambar, peta, koran, dan majalah.
Museum ini juga berisi berbagai paviliun yang menampilkan pakaian, peralatan, kerajinan, perangkat komunikasi dan peralatan audiovisual.
Di samping juga ada sejumlah model lama dari besi klasik dan mobil kayu dari berbagai bentuk.
Ada juga area yang menampilkan senjata termasuk senapan, pistol, pedang, belati, janbiya, tombak, bubuk mesiu, pakaian ksatria, dan sabuk amunisi.
Kurdi mengatakan memulai proyek museum warisannya dengan mengumpulkan prangko dari kantor pos, Masyarakat Filateli dan Numismatik, dan mengambilnya dari surat.
Kemudian berkembang menjadi mengumpulkan koin-koin tua dan kertas berisi catatan penting.(*)