Padahal, Aceh Selatan merupakan kabupaten tetangga yang langsung berbatasan dengan Kota Subulussalam.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Masyarakat Subulussalam diminta agar ikut berpartisipasi mendukung pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah ini.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Harian I Gugus Tugas Covid-19, Kota Subulussalam Khainuddin SKM, MAP dalam keterangan persnya kepada Serambinews.com, Sabtu (1/8/2020).
Menurut Khainuddin, meski Subulussalam sejauh ini masih termasuk zona hijau namun masyarakat di sana tidak boleh lengah.
Ini karena kabupaten tetangga terjadi peningkatan kasus Covid-19 dalam dua hari terakhir. Dalam dua hari terakhir kasus covid-19 di Aceh Selatan bertambah sembilan orang.
Padahal, Aceh Selatan merupakan kabupaten tetangga yang langsung berbatasan dengan Kota Subulussalam.
Dalam hal ini, kata Khainuddin tidak ada cara selain memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan.
• Simak, Bacaan Niat Sholat Tahajud dan Jumlah Rakaat serta Waktu Pelaksanaannya
Adapun protokol kesehatan seperti jaga jarak, menggunakan masker saat berada di luar rumah atau beraktivitas di luar rumah.
Sering mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir minimal 20 detik. “Dan untuk jaga jarak itu minimal satu meter,” kata Khainuddin
Khainuddin juga mengimbau masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan lainnya seperti menghindari kerumunan.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan tetap melaksanakan ibadah dan berdoa kepada Allah SWT agar bencana non alam ini segera berakhir.
“Protokol kesehatan berupa jaga jarak, pakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan adalah usaha, dan terakhir kita berdoa berpasrah diri kepada Allah karena doa tanpa usaha sama aja sia-sia,” pungkas mantan Sekretaris Dewan Kota Subulussalam tersebut.
Seperti informasi sebelumnya dua warga asal Kota Subulussalam yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah tiga minggu di Banda Aceh.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Harian I Gugus Tugas Covid-19, Kota Subulussalam Khainuddin SKM, MAP dalam keterangan persnya kepada Serambinews.com, Sabtu (1/8/2020).
Karenanya, diyakini jika penularan terjadi bukan di Kota Subulussalam namun di Banda Aceh. Sebab, masa inkubasi virus corona itu berlangsung selama 14 hari.
Nah, kata Khainuddin masa swab pasien yang terkonfirmasi itu sudah 14 hari dan dia sendiri telah tiga pekan di Banda Aceh.
Penjelasan ini disampaikan Khainuddin selaku pihak Gugus Tugas Covid-19 Subulussalam agar masyarakat tidak panik atau resah.
Subulussalam sejauh ini diyakini masih termasuk zona hijau karena belum ada yang terkonfirmasi positif.
Adapun dua warga yang tertular tersebut terjadi di Banda Aceh dan rujukannya juga bukan dari fasilitas pelayanan kesehatan Kota Subulussalam.
Satu dari pasien yang postif merupakan hasil tracking rekan satu kosnya yang sebelumnya sudah positif.
Sementara seorang lagi hasil tes swab yang merupakan rujukan dari Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh.
Sebagaimana berita sebelumnya, gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam akhirnya mengkonfirmasi soal informasi warganya yang tertular Covid-19 sebagaimana dipublis di media ini beberapa hari lalu.
Khainuddin memberikan keterangan pers dengan didampingi Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam, Baginda Nasution, SH MM di sebuah kafe di Subulussalam.
Dalam penjelasannya, ternyata ada dua warga asal Kota Subulussalam yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Penjelasan ini disampaikan menjawab keresahan dan kebingungan warga soal informasi adanya masyarakat asal daerah ini yang terkonfirmasi positif covid-19 di Banda Aceh.
Menurut Khainuddin, setelah pihaknya mengkonfirmasi ke Cut Efrimeza SKM surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Aceh.
Hasil komunikasi via telepon seluler menyebutkan bahwa warga Subulussalam yang terkonfirmasi positif Covid-19 dirujuk dari swab bhayangkara.
Namun tidak disebutkan jenis kelamin sang warga tersebut. “Hasil komunikasi kami dengan Dinkes Aceh memang ada warga asal Subulussalam yang positif Covid-19 tapi bukan rujukan drai Subulussalam,” kata Khainuddin
Karenanya, yang menjadi hal baik bahwa warga Subulussalam ini sudah tiga minggu atau 21 hari lebih kurang ada saat pengambilan swab berada di Banda Aceh.
Dengan demikian, kata Khainuddin yang bersangkutan tidak ada kontak dengan masyarakat Subulussalam.
“Artinya posisi pasien ini di Banda Aceh dan diduga tertular di Banda Aceh bukan di Subulussalam. Sebab sudah 21 hari di Banda Aceh dalam rangka mengikuti testing pendidikan,” tambah Khainuddin
Sementara satu lagi warga Subulussalam yang juga terkonfirmasi positif, atas penyampaian dari dr Fahmi Irwansyah MPH kepala Balitbangkes Aceh.
Warga yang satu ini juga hasil traking rekannya yang positif. Rekan satu kos postif dan dia ditracking ternyata positif. Yang menjadi hal positif juga bahwa dia (mahasiswa) sudah lama di Banda Aceh.
Artinya, tidak ada riwayat kontak dengan masyarakat Subulussalam tiga pekan sebelum pengambilan swab.
“Bahwa warga Subulussalam yang dua ini dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19 bukan rujukan dari layanan kesehatan di Kota Subulussalam,” ujar Khainuddin dan diamini Baginda Nasution
Khainuddin yang merupakan mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam memastikan penularan covid-19 tersebut diduga terjadi di Banda Aceh.
Selain itu, pasien juga bukan dirujuk drai layanan kesehatan Kota Subulussalam. Keduanya menurut Khainuddin sudah lama di Banda Aceh.
Nah, setelah sekitar sebulan di Banda Aceh, kata Khainuddin hasil testing ternyata dinyatakan positif corona.”Jadi artinya penularan itu terjadi bukan di Subulussalam tapi di Banda Aceh,” pungkas Khainuddin
Teka-teki adanya warga asal Kota Subulussalam yang positif Covid-19 mulai terkuak.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Subulussalam, Baginda Nasution dalam keterangan persnya kepada Serambinews.com, Sabtu (1/8/2020) mengaku jika tim gugus sudah menggelar rapat.
Menurut Baginda, hasil rapat mereka diperoleh informasi jika pasien yang dinyatakan positif Covid-19 merupakan mahasiswa yang sedang kuliah di Banda Aceh.
Dikatakan, sang mahasiswa memang berasal dari Kota Subulussalam atau ber Kartu Tanda Penduduk (KTP) Subulussalam.
Namun, kata Baginda, dalam sebulan terakhir mahasiswa ini berada di Banda Aceh. Informasi lainnya, jangkitan covid-19 terhadap warga asal Subulussalam itu setelah rekan se-kosnya positif virus terkait.
“Tadi kami rapat dan diperoleh informasi memang ada warga asal Subulussalam yang positif tapi dia tertular dari orang yang positif covid-19,” ujar Baginda
Dikatakan, sebelumnya ada warga asal daerah lain dinyatakan positif corona. Lalu, tim medis menelusuri siapa saja rekan yang pernah kontak dengan pasien terkait. Nah, disebutkanlah rekannya yang merupakan warga Kota Subulussalam.
Kemudian, lanjut Baginda, tim medis melakukan rapid test dan swab terhadap warga asal Subulussalam ini dan diperoleh hasilnya positif.
• Gugus Tugas Perkirakan Dua Warga Subulussalam yang Positif Covid-19 Tertular di Banda Aceh
“Jadi, dia terjangkit dari rekan satu tempat tinggal yang sebelumnya positif covid-19,” terang Baginda
Intinya, warga Subulussalam yang positif Covid-19 sudah beberapa minggu berada di Banda Aceh sehingga dipastikan virus tersebut bukan dari daerah ini.
Meski demikian, Baginda menyatakan akan memberikan informasi yang akurat lagi setelah koordinasi dengan provinsi.
• 11 Penyakit Mengintai Saat Banjir, Mulai dari Diare Hingga Hepatitis A
Sebelumnya diberitakan informasi adanya warga asal domisili Kota Subulussalam yang terjangkit Covid-19 hingga kini masih menjadi teka-teki.
Gugus Tugas Covid-19 Kota Subulussalam yang dikonfirmasi Serambinews.com, melalui Juru Bicara Baginda Nasution Sabtu (1/8/2020) mengaku belum mendapat data valid.
Selain Gugus Tugas Covid-19, instansi lainnya seperti Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam juga memastikan tidak ada pasien terindikasi covid-19 yang dirujuk ke Banda Aceh.
Lantaran itu, adanya kabar warga asal Kota Subulussalam terjangkit sebagaimana pernyataan Kadinkes Aceh di media ini memicu kebingungan di tengah masyarakat termasuk pemerintah setempat.
Pasalnya, pihak Dinas Kesehatan Aceh dikabarkan tidak memberikan informasi atau salinan data soal warga asal Kota Subulussalam yang dinyatakan terjangkit covid-19.
“Kalau yang kita rujuk biasa ada dikasih hasilnya, paling enggak dikonfirmasi dari provinsi tapi ini memang enggak ada,” ujar Munawaroh, Kadinkes Kota Subulussalam kepada Serambinews.com.
Di sisi lain munculnya kabar warga asal Kota Subulussalam yang terjangkit Covid-19 berdasarkan hasil SWAB memicu keresahan masyarakat Kota Sada Kata itu.
Apalagi, jangankan masyarakat pihak pemerintah maupun Gugus Tugas Covid-19 yang menangani masalah ini juga kebingungan memberikan jawaban.
Beberapa mastarakat mulai resah termasuk beberapa warga asal luar daerah. Sejumlah warga menghubungi Serambinews.com mengenai kebenaran kabar warga Subulussalam terjangkit covid-19.
Sementara Direktur Rumah Sakit Umum H Daerah Zainul Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Dr dr. Azharuddin Sp. OT K-Spine FICS yang dikonfirmasi Serambinews.com, Jumat (31/7/2020) malam mengaku tidak update soal info terkait sama sekali.
Dia pun menyarankan agar wartawan menanyakan langsung kepada dr Hanif, Kepala Dinas Kesehatan Aceh.
Ini karena semua hasil SWAB menurut dr Azharuddin diserahkn paling duluan ke Dinas Kesehatan Aceh.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif yang dikonfirmasi Serambi beberapa saat setelah berkomunikasi dengan Direktur RSUDZA dr Azharuddin hingga kini belum memberikan jawaban.
Serambinews.com mencoba menanyakan informasi warga asal Subulussalam tersebut lantaran kini ada kebingunan di tengah masyarakat maupun pemerintah dan tim gugus. (*)