SERAMBINEWS.COM - Seolah tak bosan berkonflik, Amerika Serikat dan China kini perang urat karena aplikasi Tik Tok.
Donald Trump dan Xi Jinping bersitegang pekara Tik Tok.
Setelah kemarin-kemarin Presiden AS Donald Trump melarang warga AS menggunakan TikTok, berkat tawaran Microsoft Trump justru meminta TikTok harus segera dibeli oleh Microsoft.
Namun, Trump tekankan pemerintah harus mendapat bagian finansial atau jatah dari pembelian TikTok tersebut.
"(TikTok) harus jadi perusahaan AS. Harus dimiliki di sini. Kami tak ingin ada masalah keamanan di sini," tegas presiden 74 tahun itu.
Aplikasi berbagi video itu tengah digandrungi saat ini, dengan jumlah pengguna di seluruh dunia diyakini mencapai satu miliar.
Namun, aplikasi itu jadi sorotan di AS karena diduga digunakan pemerintah China sebagai alat mengumpulkan data intelijen.
Trump menyatakan, dia memberikan waktu bagi ByteDance hingga pertengahan September untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Microsoft.
"Saya menetapkan tanggal 15 September, di mana mereka harus melepas operasionalnya di AS," tuturnya seperti dikutip AFP Senin (3/8/2020).
Presiden dari Partai Republik itu menerangkan, berapa pun harga yang nantinya disepakati kedua perusahaan, pemerintah harus mendapatkan bagian.
"Amerika Serikat harus mendapatkan persentase besar karena kami sudah membuat (kesepakatan) ini terjadi," papar suami Melania tersebut.
Dia membandingkan permintaan itu seperti seorang pemilik tanah yang meminta "uang muka" kepada calon penyewa tanahnya.
Praktik tersebut disebut ilegal termasuk di New York, di mana sang presiden membangun kerajaan real estate dan membuatnya menjadi taipan dunia.
"TikTok itu sukses besar karena sebagian mereguk keuntungan di negara ini. Jadi saya kira permintaan ini adil," papar Trump.
Dia menuturkan jika transaksi jual beli terjadi, dia meminta Microsoft untuk memberikan sebagian keuntungan kepada Kementerian Keuangan AS.