Wiluyo juga menyatakan, bahwa PLN akan menyediakan berapapun kebutuhan daya listrik di Aceh. “Kita akan suplai berarapun kebutuhannya.
Sementara ini permintaan listrik di Aceh masih rendah dibanding daerah lainnya di Sumatera dan Pulau Jawa.
Soal listrik ini adalah soal “suplay and demand.” Menurutnya PLN akan rugi apabila membangun pembangkit listrik yang besar namun kebutuhan listriknya kecil.
Saat ini penggunaan listrik per kapita di Aceh 518 KWh, masih sangat rendah dibanding penggunaan listrik di Pulau Jawa 1000-2000 KWh per kapita.
Wiluyo juga menyampaikan bahwa PLN saat ini sedang membangun jaringan listrik dari Nagan untuk kawasan pantai barat dan selatan Aceh.
Termasuk juga membangun jaringan tol listrik, menyusul rampungnya jalan tol Aceh.
Wiluyo menegaskan, bahwa Aceh penting bagi PLN.
Masyarakat Aceh berhak dapatkan listrik seperti masyarakat lain.
“Kami berusaha keras dan terus menerus membangun kelistrikan di Aceh. Aceh bisa dibangun sama-sama.
Aceh harus bangkit seperti daerah lainnya,” demikian Wiluyo.(*)