SERAMBINEWS, BEIRUT - Ratusan orang mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah di Beirut, Senin (10/8/2020).
Pasalnya Pemerintah Lebanon mengatakan mereka mengundurkan diri karena ledakan kembar minggu lalu.
Protes terus berlangsung setelah ledakan besar menghancurkan kota yang menewaskan sedikitnya 200 orang dan melukai sekitar 6.000 lainnya.
Bentrokan meletus antara pengunjuk rasa dan polisi selama demonstrasi.
"Semua Anggota Kabinet Lebanon telah mengajukan pengunduran diri kepada Perdana Menteri Hassan Diab," kata menteri kesehatan negara itu di tengah kemarahan publik yang meningkat atas dua ledakan gudang yang mematikan itu.
Hamad Hassan mengatakan dia menyerahkan pengunduran diri itu kepada perdana menteri, yang akan bertemu dengan Presiden Michel Aoun, setelah rapat kabinet yang diadakan untuk membahas krisis tersebut.
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Kehakiman Marie-Claude Najm dan Menteri Keuangan Ghazi Wazni mengundurkan diri.
Menteri Penerangan Manal Abdel-Samad dan Menteri Lingkungan Damianos Kattar mundur pada hari Minggu.
Enam dari 128 anggota parlemen juga mengundurkan diri sebagai protes atas ledakan yang menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Menteri Komunikasi Talal Hawat, dan Ghada Chreim, Menteri Pengungsi, mengatakan dalam pertemuan itu bahwa pengunduran diri pemerintah menjadi "tak terelakkan".
Dua ledakan besar itu mengguncang Pelabuhan Beirut Selasa lalu setelah timbunan 2.750 ton amonium nitrat di gudang terbakar.
Ledakan itu terjadi pada saat Lebanon terperosok dalam krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam beberapa dekade. (Anadolu Agency)
Video Editor: Yuhendra Saputra
• Rakyat Lebanon Hening Cipta, Kenang Korban Ledakan Dahsyat Beirut
• Di Tengah Kekacauan dan Pasca Ledakan di Beirut, Pemerintah Lebanon Mundur Massal
• Warga Arab Saudi Ramai-Ramai Beri Sumbangan ke Lebanon, Bantu Warga Tertimpa Ledakan Dahsyat Beirut