Kupi Beungoh

Refleksi 15 Tahun Perdamaian Aceh; Kunci Perdamaian Aceh, UUPA dan MoU Helsinki

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mukhsin Rizal S.Hum M.Ag, alumni mahasiswa Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry konsentrasi Sejarah dan Tamaddun Islam

Terbayang bagimana tidak nyamannya menjadi warga Aceh saat itu, apalagi dengan KTP merah putih.

Belum kering air mata darah akibat kecamuk perang, pada 26 Desember 2004, Tsunami datang dan meluluh lantakan Bumi Aceh, dengan korban kurang lebih 200.000 jiwa.

Ribuan yatim piatu melunta entah kemana, janda miskin kehilangan tempat tinggal, Allahu Akbar, astagfirullahul azim.

Fakta ini membuat dunia menangis, saudara-saudara kita di seluruh Indonesia terpanggil untuk membantu.

Refleksi 15 Tahun Aceh Damai, Momentum Membangun Aceh

Para pihak di Acehpun terpanggil secara terstruktur untuk duduk berunding membicarakan persoalan Aceh lebih serius tanpa ada korban anak bangsa.

Tepat pada tanggal 15 Agustus 2005, GAM dan RI menandatangani perjanjian Damai atau lebih dikenal dengan MoU Helsinki.

Ini babak baru bagi pembangunan Aceh, tersirat di butir-butir MoU Helsinki masa depan Aceh yang cerah, kehidupan rakyat yang nyaman, ibadah yang tenang, kehidupan ekonomi yang makmur, kesejahteraan masyarakat serta penghidupan yang layak bagi seluruh masyarakat Aceh.

Setelah tanggal itu, pemuda Aceh diperantaun berduyun-duyun pulang melepas kerinduan kepada tanah kelahirannya. Air mata bahagia keluar dari mata orang tua, sanak saudara yang ditinggalkan selama ini.

Bagi anggota GAM, mereka sudah dapat pulang ke rumah, berkumpul bersama anak istri tanpa harus khawatir akan ditangkap oleh TNI/Polri

Bagi anggota TNI/Polri mereka sudah dapat ngopi dan tesenyum lepas di warung-warung kopi Gampong tanpa harus khawatir akan diserang oleh GAM.

Erdogan Tarik Dubes dan Ancam Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Uni Emirat Arab

Mereka nyaman di wilayah kerja dan tidak khawatir keselamatan anak istri mereka.

Bagi nelayan mereka sudah bisa berlayar tanpa khawatir, para petani, pekebun sudah dapat bersawah dan berkebun dengan tenang.

Anak sekolah sudah dapat bersekolah dengan normal, mahasiswa sudah dapat kuliah dengan tenang tanpa harus turun ke jalan dan nantinya hilang tiba-tiba.

Pegawai negeri sipil sudah bisa memakai pakaian dinas sejak dari rumah, dan bekerja sebagai pelayan masyarakat.

Secercah harapan baru terasa telah tiba, permusuhan akibat perang hanya tinggal cerita. Jiran tentangga kembali menjadi perisai hidup tempat berbagi keluh kesah.

Halaman
1234

Berita Terkini